TILIK.ID — Sejarah 30 tahun All Indonesian Final tunggal putra putus. Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting seperti mengulang sejarah antara Heryanto Arbi dan Ardy B Wiranata pada 1994.
Dalam all Indonesian final yang digelar Ahad malam (17/3/2024), Jonathan Christie menang straight game atas Anthony Ginting dengan angka 21-15, 21-14 dalam tempo 54 menit.
Kemenangan Jojo, panggilan singkat Jonathan Christie, juga menandai pertama kalinya dia lolos sebagai finalis dan membawa pulang gelar juara turnamen BWF Super 1000 tersebut.
Final sesama Indonesia di pentas kejuaraan bulutangkis tertua tersebut tak hanya memutus 30 tahun di tunggal putra, namun juga meneruskan tradisi all Indonesian final ketiga secara beruntun.
Pada tahun 2022, ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri menang atas Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Lalu, pada tahun berikutnya, tahun 2023, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga menang atas Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon di babak final ganda putra All England.
Dan di 2024 ini, giliran tunggal putra yang berada di partai puncak All England, meski baru didapatnya setelah Heryanto Arbi menorehkannya pada 1994 silam.
Pencapaian Ginting dan Jonathan di partai puncak turnamen prestisius itu turut mendorong peringkat dunia mereka pekan depan. Ginting bakal berada di peringkat tiga, sedangkan Jonatan kembali di posisi keenam.
Pertandingan pada gim pertama berlangsung cukup alot, saat kedua pemain saling memperebutkan poin dengan ketat pada awal gim pertama. Namun, Jonatan dengan sigap mampu mendominasi laga tersebut setelah merebut interval gim pertama dengan skor 11-4, lalu mempertahankannya hingga unggul cukup jauh dari Ginting 16-10.
Sorotan utama dari gim pertama pada all Indonesian final ini adalah ketahanan yang ditunjukkan oleh kedua pemain, menyusul reli-reli panjang yang menentukan perolehan poin.
Reli terpanjang di gim pertama dengan 37 pukulan berhasil direbut oleh Ginting saat merebut tiga angka beruntun dan memperkecil jaraknya dari Jonatan 13-17.
Pada poin-poin tua, Ginting, yang saat itu hanya terlampau dua angka dari Jonatan, terlihat sedikit kurang bersabar untuk segera menyamakan kedudukan. Hal itu menyebabkan Jonatan mengumpulkan angka dengan cukup mudah dan merebut gim pertama 21-15 dalam tempo 29 menit saja.
Di sela pergantian sisi lapangan sebelum gim dua dimulai, Ginting terlihat meminta bantuan medis di jarinya yang sedikit terluka. Namun, hal itu tidak menurunkan semangat unggulan kelima untuk berupaya merebut gelar juara dari rekan satu negaranya.
Gim kedua dibuka dengan angka pertama dari pukulan menyilang Ginting. Tak butuh waktu lama bagi Jonatan untuk segera menyamakan dan mengubah kedudukan berbalik padanya.
Meski sempat tertinggal 6-10, bola-bola cepat yang dilancarkan oleh Ginting mampu memperkecil jaraknya dari tunggal putra peringkat sembilan dunia, walaupun pada akhirnya interval gim kedua kembali dikunci oleh Jonatan 11-9.
Selepas turun minum, sang peraih medali perunggu Olimpiade 2020 Tokyo masih berusaha untuk mengejar ketertinggalannya dari juara French Open 2023 itu.
Smes-smes keras Ginting terbukti mampu mengurangi margin skor. Namun, terdapat cukup banyak bola Ginting yang keluar dan menyangkut di net dan membuat Jonatan masih memimpin kedudukan 18-14.
Dalam kondisi intens ini, Jojo tidak mengendurkan fokusnya, hingga akhirnya berhasil memenangkan kejuaraan bulu tangkis tertua ini atas Ginting, yang juga mantan teman sekamarnya itu.
Tidak hanya Jonathan Christie yang meraih gelar prestisius itu, wakil Indonesia lainnya Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto juga merengkuh gelar juara usai mengalahkan ganda Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik melalui dua gim langsung, 21-16, 21-16.
Kemenangan Fajar/Adrian sekaligus mempertahankan gelar yang diraihnya pada All England 2023, di mana saat itu mereka mengalahkan sesama Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon. | sal
Komentar