Yudha Hanottama
WADUH.. Beberapa hari kemarin saya memantau Twitter, terjadi adu argumentasi, malahan terkesan seperti orang marah-marah.
Pak Geisz Chalifah sedang berinteraksi dengan seseorang yang sepertinya sudah lama tidak menyukai sosok beliau. Dia adalah Bung Ferdinand Hutahaean.
Banyak cuitan dia yang, saya bisa bilang, sok tahu. Bahkan sok mengenal sosok Pak Geisz. Argumentasi Ferdinand malahan sama sekali tak memperlihatkan fakta sebenarnya yang terjadi.
Salah satunya tentang perhelatan Event JMF (Jakarta Melayu Festival) yang Bung Ferdinand mempertanyakan darimana asal dana penyelenggaraannya. Jangan-jangan dari hasil uang gelap dan langsung dijawab oleh Pak Geisz, dan ternyata Event JMF tersebut didanai dari kantong beliau sendiri sejak dari tahun 2012, lucu….
Lebih parahnya lagi Ferdinand menyinggung pula posisi bapak Geisz selaku Komisaris Ancol.
Bung Ferdinand yang memang sok tahu dan ingin menyerang Pak Geisz malahan tertusuk pedang di dadanya sendiri atas jawaban pak Geisz. Tidak hanya itu saja, jika kita amati, bahasa yang dituturkan oleh Ferdinand memang Rasis, kenapa harus membawa Yaman, nenek moyang Arab dan lain-lainnya. Jangan-jangan dia sudah kehabisan fitnah untuk menyerang seorang Geisz Chalifah.
Saya, seorang karyawan di Ancol yang notabene kenal dengan beliau, kesaksian saya terhadap bapak komisaris kami adalah kesaksian yang kesekian kalinya, teman-teman di Ancol sudah banyak menuliskan tentang kiprahnya selama di Ancol.
Saya bahkan bisa dibilang sering ngobrol (walaupun beliau seorang Komisaris tetapi beliau bergaul dengan semua lapisan dan tidak memandang jabatan atau apapun). Saya ingin menyampaikan bahwa Pak Geisz ini adalah seorang yang rendah hati, perhatian kepada orang lain terutama karyawan di level bawah, yang hampir tak pernah saya jumpai ada sosok komisaris seperti beliau selama bekerja di Ancol.
Selalu ramah pada semua karyawan bahkan dia mengenal nama-nama karyawan di pintu gerbang maupun security dan selalunya berpenampilan sederhana.
Setiap saya bertemu beliau bahkan beliau yang lebih sering menyapa saya terlebih dahulu, pun ketika kita ngobrol, beliau selalu menghargai pendapat orang lain dan sangat memaklumi perbedaan.
Jauh rasanya ketika kita melihat ke Jagat Twitter apa yang terjadi kemarin, pasti ada sesuatu sehingga hal tersebut bisa terjadi.
Awal menjadi komisaris pun beliau memberikan banyak ide dan gagasan untuk merubah wajah baru Ancol, renovasi dan perbaikan di sana sini, terutama di Kawasan Pantai dan Putri Duyung Ancol.
Beliau inisiator pembangunan konsep Symphony of The Sea di kawasan Pantai Ancol. Beliau juga penggagas pembangunan Resto Nyiur yang sekarang menjadi viral di kawasan Putri Duyung Resort. Menggagas taman yang cantik dan indah untuk karyawan berinteraksi di Ecovention.
Kami merasa bangga dan respect dengan beliau, salah satu yang membuat kami pun juga bangga adalah gagasan pembangunan Masjid Apung di Ancol, sungguh Out of The Box. Tentu ini akan menjadi daya tarik yang luar biasa ketika pembangunan Masjid tersebut sudah selesai nantinya.
Yang dilakukannya selalu di luar dugaan, bahkan tak terbersit dalam pikiran kami para karyawan Ancol.
Geisz Chalifah selaku Komisaris mendatangi Sekolah Rakyat Ancol lalu sejak saat itu SRA Ancol menjadi perhatian utamanya, memperhatikan nasib kaum miskin seperti menjadi panggilan jiwanya. Tak sampai disitu beliau membuka pintu selebar-lebarnya untuk ancol berkolaborasi dengan para penyayang kucing liar.
Sebenarnya masih banyak lagi karya dan gagasan beliau untuk Ancol, dan tentunya secara tidak langsung untuk Kota Jakarta ini.
Berbeda dengan kawan kita yang bernama Ferdinand satu itu, karyanya pun tidak nyata, dan tidak jelas apa kontribusinya selama ini untuk bangsa.
Semoga Bapak Geisz selalu sehat, dilancarkan segala pekerjaan dan urusannya dan semakin banyak lagi ide-ide Out of The Box nya kedepan untuk Ancol dan Kota Jakarta ini.
Sebagai karyawan Ancol kami mengucapkan terimakasih pada Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan yang telah menempatkan seorang komisaris yang sangat humanis seperti bapak Geisz Chalifah untuk berada di tengah-tengah kami.
Yakin Usaha Sampai.
Komentar