Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid Jadi Bulan-bulanan di Medsos

TILIK.id — Protes keras atas isi buku Kamus Sejarah yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memunculkan isu komunisme dan G30S PKI. Buku yang mulai digarap pada 2017 itu meniadakan Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari sabagai pelaku sejarah.

Namun anehnya tokoh komunis Indonesia yang juga Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit malah dicantumkan masuk sebagai tokoh pahlawan dalam sejarah Indonesia.

Setelah mendapat protes keras, muncul klarifikasi dari Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Hilmar dalam pernyataannya mengakui ada kekeliruan dan pembuatan Kamus Sejarah Indonesia itu.

Namun Hilmar buru-buru menyatakan bahwa itu kekeliruan, dan bukan suatu kesengajaan.

“Saya mengakui bahwa ini kesalahan. Tapi ya karena kealpaan, bukan kesengajaan. Itu poin yang mau saya tekankan,” ujar Hilmar dalam jumpa pers daring, Selasa (20/4/2021).

Meski demikian, buku itu terus menebar polemik di media sosial. Video lama Hilmar Farid pun dipertontonkan di mana Hilmar menyebut tidak benar jika G30S PKI itu dilakukan oleh PKI.

BACA JUGA :  ANIES: POLITIK FOTO

Video lama Hilmar dipertontonkan oleh Mustofa Nahrawardaya di akun twitternya menyusul pernyataan Dirjen Kebudayaan itu yang menyebut Orde Baru telah melakukan rekayasa tentang sejarah G30S PKI. Hilmar pun jadi bulan-bulanan.

“Polemik di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bagi saya, TIDAK MENGAGETKAN SAMA SEKALI. Kalau enggak percaya, silahkan tonton Pandangan Bapak Hilmar Farid yang sekarang menjabat Dirjen Kebudayaan ini, tentang sejarah PKI. Simpan videonya!” ujar aktivis Muhammadiyah MUSTOFA NAHRAWARDAYA @TofaTofa_id.

Dalam pernyataan persnya, Hilmar Farid —yang menurut Fadli Zon adalah aktivis PRD dan pembela Lekra— tidak sengaja menghapus nama KH Hasyim Asy’ari dari Kamus Sejarah Indonesia itu.

“Maka alasan dia “gak sengaja kehapus” itu dusta belaka. Justru itulah tujuan sebenarnya, cuma muncul reaksi protes. Kalau didiemin, masuk itu barang,” tulis
@sukma_rijady.

Said Didu juga angkat suara terkait Kamus Sejarah Indomesia itu dan menanggapi video lama Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid itu.

“Sangat jelas, ybs menyatakan G 30 S PKI “tdk ada”,” ujar Muhammad Said Didu @msaid_didu menanggapi video Hilmar tersebut.

BACA JUGA :  Anies Tak Bisa Dibendung Lagi

Anggota DPR RI Fadli Zon dalam salah satu cuitannya menyebut Hilmar Farid jelas membela sejarah versi PKI, menyalahkan Orde Baru dan TNI. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud itu mau membelokkan sejarah.

“Dlm soal PKI, Dirjen Kebudayaan ini jelas bela sejarah versi PKI, menyalahkan Orde Baru n TNI. Tak akui PKI lakukan kudeta, malah PKI sbg korban. Ia tdk sebut G30S/PKI tp G30S saja. Ia cb menepis penyiksaan thd para Jenderal di Lubang Buaya dg hasil visum. Ia mau belokkan sejarah,” tulis Fadli Zon, Rabu (21/4/2021).

Fadli Zon juga menyoroti pernyataan Hilmar Farid soal jenderal-jenderal korban peristiwa tersebut. Menurutnya, Hilmar Farid ingin membelokkan sejarah.

“Ia tidak sebut G30S/PKI tapi G30S saja. Ia coba menepis penyiksaan terhadap para jenderal di Lubang Buaya dengan hasil visum. Ia mau belokkan sejarah,” ujarnya. (lmd)

Komentar