Rizal Ramli Blak-Blakan di Akbar Faizal Uncensored, Sebut Banyak Dijegal JK

TILIK.id, Jakarta — Channel Akbar Uncensored menayangkan podcast dialog Akbar Faizan dan pengamat ekonomi Dr Rizal Ramli. Menariknya, Rizal Ramli menceritakan bagaimana ia dijegal oleh Jusuf Kalla saat beberapa kali diminta jadi menteri oleh SBY.

Buka-bukaan Rizal Ramli ini karena pertanyaan-pertanyaan menukik politisi Partai NasDem Akbar Faizal juga. Dialog dua publik figur ini runtut di Channel Akbar Faizal Uncensored yang ditayangkan Senin malam mulai pukul 19:30 WIB.

Yang menarik kedua adalah Rizal Ramli tengah menyiapkan konsep perubahan presidensial threshold menjadi 0 persen. Jika syarat pencalonan presiden nol persen, maka Rizal Ramli maju sebagai capres, dan akhirnya menang

Akbar Faizal mengawali dengan pertanyaan, “Banyak orang yang mengenal anda ini dengan dua wajah Ekonom tajam sekali dan politisi anda mau dikenal sebagai apa sih bang?”

“Saya kalau posisi kurang pas ya karena bahasa kita akan terus terang, tidak ada basa basi. Saya lebih senang disebut orang pergerakan,” kata Rizal Ramli.

Orang pergerakan itu waktu menjelang kemerdekaan semua tokoh- tokoh pergerakan itu sangat dedicated. Soekarno, Hatta, Syahrir, Tjokroaminoto, pada dasarnya marka itu will dedicated, punya visi dan misi Yang besar buat Indonesia merdeka. Tidak bisa dikooptasi , karena jika mereka mau bergabung saja jadi ambtebaar.

“Mereka lelah hidup susah rela menderita untuk mengubah Indonesia,” kata Rizal Ramli.

Namun, kata Rizal Ramli, tradisi pergerakan ini makin hilang. Disederhanakan hanya jadi aktivis karena tipis kau notasi nya adalah demonstrasi padahal toko pergerakan kita itu pikiran dulu pikiran Besal kritis baru gerakannya.

“Saya ingin lebih banyak anak anak muda Indonesia jadi aktivis pergerakan. Bukan sekedar aktivis anti ini anti itu,” katanya.

Tapi, menurut Akbar Faizal, Rizal Ramli kan sudah masuk di banyak fase. Masak di pergerakan melulu?

“Saya tidak menyesal sebagai figur pergerakan itu, karena istilahnya kita bebas dari kepentingan-kepentingan kecil. Saya di dalam (kekuasaan) kita lakukan perubahan yang kongkrit tapi kita juga melakukan revolusi mental. Merubah karakter yang nggak beres kita keprek dengan risiko,” beber Rizal Ramli.

Berada di luar pun, kata Rizal Ramli, waktu jadi aktivis mahasiswa, perjuangkan UU Wajib Belajar, gerakan anti kebidohan sukses. Setelah jadi menteri, kita perjuangkan undang undang sosial sekuriti jadi BPJS bersama serikat pekerja. perjuangkan undang undang desa, dan berikan Rp 1 miliar tiap desa.

“Tapi yang membuat orang jadi tertarik sama Anda itu adalah kontroversi. Ini sebenarnya Anda suka kontroversi atau terkondisikan gitu,” cecar Akbar Faizal.

Tidak juga, jawab Rizal Ramli. sebab begini bangsa kita itu doyannya tidak baik yang penting damai. Biar nggak benar yang penting damai biar ngaco tapi damai. Tidak bisa kita jadi bangsa besar kalau begini.

BACA JUGA :  Kampanye Anies di Samarinda: Ketimpangan Harus Dibereskan

“Bangsa besar itu harus ada visi-visi, besar. Visi-visi besar itu kadang-kadang tabrakan dengan visi kecil, yaitu visi kepentingan individu, kepentingan kelompok. Akibat tabrakan itu, ada kontroversi. Saya nggak memilih di situ,” ujar Rizal Ramli.

Ketika Akbar Faizal menyinggung Rizal Ramli pernah menjadi menteri kabinet Gus Dur tiga posisi dan di era Jokowi-JK sempat jadi menko, Rizal Ramli akhirnya bercerita banyak.

“Pada awal pemerintahan Gus Dur justru maunya saya menteri keuangan, didukung waktu itu oleh Pak Wiranto sama Mbak Mega. Tapi kemudian PAN minta Menteri Keuangan harus dari PAN. Gus Dur oke kasi ke PAN tetapi Gus Dur yang tunjuk. Yang ditunjuk Sudibyo. Saya nggak jadi menteri keuangan,” kata Raizal Ramli.

Namun, lanjut Rizal, Gus Dur tidak enak. Rizal diminta lagi untuk menjadi ketua BPK, Badan Pemeriksa Keuangan. Rizal menolak dengan alasan jabatan iru cocok untuk 60 tahun.

“Saya kan 40 tahun. Nanti Gus panggil saya lagi kalau saya sudah 60 tahun. Hehe. Gus Dur tertawa sambil bilang kamu itu dasar,” bebernya.

Dua minggu kemudian, lanjut Rizal Ramli, Gus Dur panggil lagi. “Rizal, kamu saya angkat jadi Dubes di Washington”. Rizal kembali menolak.

Kemudian dua minggu sesudahnya, Gus Dur memanggil lagi. “Kali ini kamu tidak boleh menolak. Kamu harus bersedia jadi ketua Bulog.”

Rizal menjawab, “Gus terima kasih. Tapi saya hanya satu tahun saya beresin semua Bulog. Tapi setelah satu tahun Gus Dur pecat saya atau saya mengundurkan diri.” Kenapa? tanya Gus Dur.

“Saya lebih senang menjadi orang yang bebas,” jawab Rizal.

Rizal pun menceritakan alesan untuk mundur setelah satu tahun. Dia mengatakan saat itu dirinya adalah ekonom paling mahal waktu itu. Satu koran dengan menulis dua kali seminggu dapat honor 2.500 dolar. Ada koran lagi sekali menulis 2.000 dolar.

“Paling mahal saya sebenarnya. Lebih dari gaji menteri. Belum lagi kalau diundang ke pertemuan bankir-bankir besar, itu sekitar 5.000 dolar. Jadi lebih enak jadi orang bebas,” kata Rizal bercerita.

Akhirnya, lanjtu Rizal Ramli, Gus Dur bilang, ya sudah, kita pikirin nanti.

“Terus bagaimana ceritanya jadi menteri keuangan?” tanya Akbar Faizal lagi.

Menurut Rizal, menteri keuangan sebelumnya memang banyak yang komplain. Akhirnya Gus Dur bilang kamu Rizal jadi menteri Keuangan. Tapi kamu cari Menkonya siapa, usulin ke saya.

“Akhirnya saya usulin Pak Burhanuddin jadi bos saya jadi Menko. Hubungan saya dengan Gus Dur memang kayak bapak anak, kakak adik. Kadi saya menteri keuangan hanya dua bulan doang,” cerita Rizal Ramli.

Rizal Ramli mengaku, dirinya menjadi Menteri Keuangan beda dengan menteri keuangan biasa. Rizal terbiasa bekerja cepat dan tuntas. Tradisi lama kalau rapat bisa seminggu sekali. Apalagi dirinya orang swasta bisa kerja 24 jam.

BACA JUGA :  NA, KPK, dan Jejaring Korupsi di Sulsel

“Memangnya dalam dua bulan itu sudah efektif melakukan pembenahan di kementerian? kejar Akbar Faizal.

Rizal mencontohkan dia perlu restrukturisasi aset, perlu reevaluasi aset BUMN, PLN, karena modal dasarnya PLN misalnya sudah minus 9 triliun. Akhirnya PLN beres. Tidak ada dalam sejarah bisa mengurangi utang BUMN sampai di atas 50 persen dalam dua bulan. Orang kaget.

Mamurut Rizal Ramli, sektor ekonomi di pemerintahan Gus Dur cukup spektakuler. Pertumbuhan ekonomi dari 3 persen menjadi 7 persen. Gaji pegawai naik signifikan. Index gini ratio juga jauh di atas pemerintan sekarang ini.

“Saya dengar sempat hampir menjadi menteri di era SBY. Apa yang terjadi sebenarnya pada saat itu? tanya Akbar Faizal.

“SBY itu teman lama waktu jaman Gus Dur sama-sama jadi Menko. Begitu mau berhenti dari presiden, Gus Dur panggil dan bilang, saya maunya presiden 5 tahun. Tapi habis ini saya mau SBY melanjutkan dan kau wakilnya. Tugas kamu memperkenalkan SBY ke dunia internasional,” kisah Rizal Ramli.

Rizal Ramli memandang SBY adalah tokoh nasional namun tidak dikenal di luar negeri. Karena itu, Rizal Ramli bergerak mengumpulkan 100 lebih bankir, dubes, dan lain-lain. SBY diperkenalkan sebagai the next indonesian leaders.

“Saya kenalin SBY ke Mahathir karena waktu itu SBY pengagum Mahathir, suka baca buku ‘Malaysian Dilema’ tapi belum pernah ketemu. Kita pertemukan, kita katemu Ta Xin, dan sebagainya. Jadi saya itu dekat dengan SBY,” kata Rizal.

Dikatakan, beberapa bulan sebelum jadi presiden Dia minta tolong saya bantu kampanyenya, saya di belakang layar. Waktu kampanye saya tuliskan paper. Bahan kampanya itu yang penting satu progres root, pro job, dan pro rural karena yang miskin banyak.

“Begitu dia terpilih, dipanggil saya ke Cikeas. Mas Rizal, saya minta Mas Rizal mau menjadi menko perekonomian saya. Saya waktu itu sempat nanya, Mas, seius nggak sih mau bekerja buat rakyat karena banyak pemimpin tidak berbuat untuk rakyat dan sungguh sungguh. Dia marah. Mas Rizal kita sudah sudah capek capek sudah menang Mas Rizal masih nanya,” kata Rizal.

“SBY berdiri datang memeluk saya. Mas Rizal saya betul-betul mau bekerja untuk rakyat. Maka saya tandatanganlah kesepakatan itu. SBY tandatangan saya tandatangan.”

Akbar Faizal

Akbar Faizal menyatakan, menurut info yang beredar, Jusuf Kalla menjegal Anda. Apa urusannya dengan Pak JK?

“Jadi sampai hari pelantikan (presidev-wakil) SBY sudah form, saya Menko-nya. Menjelang pelantikan, habis Maghrib, duta besar-duta besar pada datang wartawan asing dalam dan luar negeri sudah pada datang, JK menghadap SBY. JK bilang kita harus kasih Menko kepada Ical (Aburizal Bakri), dia sudah bantu kampanye kita. SBY coba pertahankan, akhirnya SBY menyerah. Ya sudah karena Ical sudah membantu kita jadikan Menko Ekonomi,” beber Rizal.

BACA JUGA :  Bertemu Tokoh Oposisi, PDIP Bermanuver?

Habis itu, lanjut Rizal, SBY minta supaya saya jadi menteri keuangan. Pak JK menolak terus. Habis habis itu SBY minta saya jadi menteri BUMN dan ditolak juga oleh JK.

“Nah ini lucunya nih, saya lagi makan malam di restoran tugu dekat Istana
bersama dengan Dubes Eropa. waktu makan malam mereka kasiih selamat bilang, Dr Ramli congratulations you next Minister econonic. Kemudian saya pulang ke kantor di Tebet. Jam 09.30 pak JK telepon,” kata Rizal.

Dalam telepon itu, JK mengatakan, “Rizal saya angkat kamu menteri perindustrian”.

Rizal menolak karana bukan bidang keahliannya. Dan yang kedua, cerita Rizal, “Saya nggak ada urusan sama abang. Saya deal-nya sama SBY”.

JK mengatakan, Pak Rizal ambil aja dulu deh. Nanti kita atur lagi. Namun Rizal keras.

“Bang mohon maaf. Yang ganjel saya ini istana atau abang,” sanggah Rizal.

JK membantah telah menjegal Rizal. Namun Rizal menyebut beberapa nama yang menyampaikan kepadanya. Dalam percakapan telepon, JK masih ingin menjelaskan namu Rizal sudah menutup telepon.

“Siangnya saya diundang SBY ke Istana. Ternyata SBY mengaku tidak bisa tidur jika empat nama tidak masuk dalam kabinet. Satu, Laksamana Widodo, Menkopolhukam, kemudian Mas Rizal di bidang ekonomi, ketiga Purnomo Yusgiantoro, dan Sudi Silalahi. Tapi Mas Rizal tahulah semalam menjelang pelantikan sampai tertunda tiga jam pelantikannya, Pak JK terus protes Mas Rizal dan bla bla bla bla,” kata Rizal menceritakan dialognya dengan SBY

Ketika diminta lagi oleh SBY sebagaj Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Rizal sudah tidak berminat lagi masuk dalam kabinet. Sampai SBY selesai, Rizal Ramli tetap di luar pemerintahan.

Pada era Jokowi-JK, Rizal masuk kabinet sebagai Menko Kemaritiman. Belakangan dia diganti oleh Luhut Binsar Panjaitan yang naik dari Kepala Staf Kepresidenan.

Di era Jokowi, akhirnya Rizal Ramli satu pemerintahan dengan JK. Yang menarik, selama jadi Menko, Rizal mengakui tidak pernah memanggil JK sebagai Wapres. Cukup JK saja.

“Kenapa? Tidak adakah rasa apresiasi sebagai pejabat di lingkungan pemerintahan? Ini Wapres lho?” tanya Akbar Faial.

Rizal Ramli pun memberikan pendapatnya mengenai sosok JK. Kata Rizal, JK itu pedagang. Info-info hanya dibagikan ke kelompoknya. Tidak cukup kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi. Dan banyak lagi pandangannya terhadap JK.

Untuk lengkapnya, silakan simak tayangan podcast Akbar Faizal Uncensored di sini.

Komentar