Jejak Kiprah Jakob Oetama di Dunia Pers

TILIK.id, Jakarta — Hari ini, Rabu (9/9/2020) Indonesia kehilangan tokoh pers yang juga pendiri Surat Kabar Harian Kompas, Jakob Oetama. Jakob tutup usia dk RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta Utara sekitar pukul 13:05 WIB.

Jakob Oetama lahir di Desa Jowahan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 27 September 1931. Ia pernah menjadi guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mardiyuwana Cipanas, Jawa Barat pada 1952, dan SMP Van Lith Jakarta pada 1953.

CEO Kompas-Gramedia ini juga pernah menjadi dosen pada jurusan Komunikasi FiSIP Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1955. Cita-citanya awalnya menjadi pendeta namun akhirnya menjadi jurnalis.

Perannya di dunia pers dimulai ketika menjadi redaktur minggu pada MajalAh Penabur. Kemudian bersama Petrus Kanisius Ojong atau PK Ojong mendirikan Majalah Intisari pada 1963. Dari Intisari kemudian mendirikan Harian Kompas pada tahun 1965 sekaligus pemimpin redaksi.

Pada tahun 1980, Jakob Oetama merangkap Pemimpin Umum Harian Kompas. Jasa dan peran pria berusia 88 tahun di akhir hayatnya itu kiprahnya di dunia pers.

BACA JUGA :  Diplomasi Yang Belepotan

Dia pernah menjadi penasehat konfederasi wartawan se ASEAN dan anggota serikat penerbit sedunia. JO juga pernah dianugrahi Bintang Mahaputra Utama pada tahun 19 73 saat menjadi anggota DPR MPR.

Jasanya tak terhitung lagi ketika mengembangkan kelompok Kompas-Gramedia yang diiringi dengan visi bisnisnya yang smart. Dia mendirikan Hotel Santika mulai dari Bandung hingga ke seluruh Indomesia.

Banyak testimoni tokoh atas peran dan kiprah Jakob Oetama. Mantan Wapres Jusuf Kalla misalnya, telah mengenal JO sejak 40 tahun silam. JK selalu menjadi narasumber dalam diskusi-diskusi ekonomi yang digelar Harian Kompas.

“Saya pernah bahkan diminta menjadi host ketika mendirikan Stasiun TV. Dalam diskusi ekonomi, saya menjadi narasumber untuk pemikiran Indonesia Timur,” kata JK dalam tayangan Kompas TV, Rabu sore (9/9/2020).

Dalam keterangannya, JK menilai sosok Jakob Oetama memegang jurnalisme santun dan humanis. Bukan tidak mengeritik, tapi Kompas tetap mengeritik namun yang dikritik tidak merasa ditampar.

“Walaupun nanti beberapa hari susudah itu baru merasa dikritik,” kata Jusuf Kalla.

BACA JUGA :  Mantan Meteri Agama dan Mendiknas Abdul Malik Fadjar Tutup Usia

Menurut rencana, jenazah tokoh pers tiga zaman Jakob Oetama akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Kamis besok (10/9/2020). (ald)

Komentar