Ferdinand Hutahaean Dilaporkan ke Polisi, Ini Kata Geisz Chalifah

TILIK.ID — Tanda pagar atau tagar #TangkapFerdinand terus menjadi tranding di medsos. Cuitannya pada Selasa lalu mengundang kecaman dan berujung dilapoekannya mantan politisi Partai Demokrat itu ke polisi.

Pegiat medsos itu tak menyangka kalau cuitannya berbuntut fatal. Apalagi selama ini serangan-serangannya kepada ulama, kepada komunitas Arab. dan Gubernur DKI tidak tersentuh hukum.

Tahun 2020 lalu Ferdinand Hutahaean juga dilaporkan akibat cuitannya yang mempersonifikasikan mantan Wapres Jusuf Kalla sebagai Chaplin. Namun laporan itu tidak berlanjut.

Ferdinand terus menyerang sampai akhirnya bertemu dalam satu forum dengan Geisz Chalifah dalam sebuah peogram tayangan TVOne, Dua Sisi. Di situlah muncul plesetan kepada Ferdinand “SMA lu di mana?”

Tayangan itu mengambIl topik Banjir Jakarta, di mana Ferdinand menyerang kebijakan Anies Baswedan. Namun karena pengetahuan Ferdinand soal banjr dan sejarah Jakarta tidak mumpuni, Geisz pun balik memotong Ferdinand dengan bertanya SMA lu dimana?

Ferdinand diam tak bisa menjawab. Dalam tayangan, Ferdinand seperti melongo mendapat skakmats dari Geisz Chalifah. Dan pertanyaan itu pun menjadi pelesetan netizen kepada Ferdinand.

BACA JUGA :  Anies Pamit, Masyarakat ‘Menjemput’ di Balai Kota untuk Menjadi Presiden

Selanjutnya, hubungan antara Ferdinand dan Geisz Chalifah terus panas di medsos. Tak hanya soal latarbelakang sekolah Ferdinand yang dipertanyakan. Pengetahuan umum Ferdinand pun selalu menjadi bahan ejekan Giesz.

Misalkan Ferdinand Hutahaean menyebut Guru Sahara di Arab Saudi yang dengan cepat menjadi olok-olokan netizen. Begitu juga nama daerah Lamongan di Jawa Timur namun oleh Ferdinand berada di Jawa Tengah.

“Lamongan itu bukan di Jawa Tengah tapi di Afghanistan,” sindir salah satu warganet menanggapi Ferdinand Hutahaean saat itu.

Juga soal hitung-hitungan matematika yang hanya mempermalukan dirinya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan bantuan senbako kepada 1,25 juta warga Jakarta di mana dalam paket itu Anies menyertakan selembar surat.

Ferdinand lalu mencuit. Jika bantuan itu untuk 1,25 Juta warga, mak jumlah surat juga sebanyak 1,25 juta lembar.” tulis Ferdinand di akun twitternya di bulan April 2020.

Dia pun mengkalkulasikannya. Jika 1 rim kertas A4 80 mg sebanyak 500 lembar, maka dibutuhkan 25 ribu rim kertas. Jika 1 rim Rp.45.000 = Rp1.125 M. Sebaiknya anggaran Rp 1,125 M itu digunakan untuk kebutuhan lain.

BACA JUGA :  Geisz Chalifah Mengaku Sudah Talak Satu dengan PPP, Bisa Rujuk Lagi Kalau Elite-nya Berubah

Namun warganet menilai Ferdinand salah. Menurut netizen, bukan berjumlah 1.125 miliar, tetapi Tetapi Rp125.500.000.

“@FerdinandHaean2 mungkin dulu pas SD pernah gak naik kelas. Jika 1 Rim = 500 lbr = Rp. 45.000, maka untuk 1,25 jt adalah (1.250.000 : 500) = 2500 Rim > 2500 x 45.000 = Rp. 112.500.000, bukan 1,125 M. NMatematika mu gimana? BOD*H kok dipertontonkan,” tulis akun @doni_andalas.

Kesalahan hitung Ferdinand Hutahaean itu bukabnya diklarifikasi. Namun mengajak rusuh.

“Ngga apa-apa sengaja, saya mau bikin rame dan rusuh,” cuit Ferdinand Hutahaean menjawab Andre Rosiade.

Kini Ferdinand sudah dipolisikan dalam kasus cuitan yang berbau SARA. Geisz Chalifah tidak banyak komentar. Loyalis Anies Baswedan ini hanya mengatakan perilakunya inkonsisten, sikap politiknya memalukan.

“Ferdinand Hutahaean sosok manusia tak punya malu. Perilakunya inkonsisten, sikap politiknya memalukan,” kata Geisz kepada TILIK.id, Kamis (6/1/2022).

Seringkali Ferdinand menulis sesuatu tanpa punya pengetahuan memadai, yang kemudian salah segalanya. Namun dia terlahir dengan otak dikit dan tak punya rasa malu sama sekali.

“Mendefinisikan seorang Ferdinand cukup mudah. Dia lebih goblok dari kata goblok itu sendiri.” pungkas Geisz Chalifah. (lms)

BACA JUGA :  Geisz: PSI Itu Anak Muda Fans Anies, Jangan Heran Kalau Nanti Jadi Pendukung

Komentar