TILIK.ID — Dalam rangka “Safari Kemanusiaan untuk Menolak Kedatangan Tim Nasional Israel”, Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad bertemu dengan Ketua Presidium Majelis Ormas Islam atau MOI, KH. Nazar Haris, Kamis/18 Agustus 2022. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Presidium MOI, memberikan apresiasi positif atas kunjungan dan pencerahan yang disampaikan oleh Pimpinan MER-C.
Ia menyambut baik dan mendukung gagasan MER-C menolak kedatangan Tim Sepak Bola Nasional Israel ke Indonesia karena ini adalah bentuk pembelaan terhadap bangsa.
“Kita berterima kasih atas kunjungan dan pencerahan dari MER-C terkait rencana kedatangan Timnas Israel,” tutur Nazar.
“Ini adalah pembelaan kepada bangsa. Bahwa sesuai dengan UUD 1945 tujuan kita mendirikan negara ini adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” imbuhnya.
Pimpinan Majelis Ormas Islam tersebut juga memaparkan bahwa dalam sejarah Yahudi Israel memang biasa melakukan pendekatan-pendekatan untuk mendapatkan akses masuk ke dalam suatu negeri.
“Seperti halnya saat ini mereka sudah melakukan pendekatan kepada negeri-negeri di Timur Tengah supaya terbuka peluang untuk perdagangan,” ujarnya.
“Dimulai dari perdagangan, tapi kemudian mereka bisa menguasai perekonomian suatu bangsa. Ini kebiasaan Israel yang telah dipraktekkan puluhan tahun bahkan berabad-abad. Itulah yang dialami di Eropa ketika bangsa Eropa takluk di bawah penjajahan ekonomi Yahudi, begitu juga yang mereka lakukan di Amerika,” tambah Nazar.
Lebih jauh ia juga menyampaikan bahwa apabila bangsa Indonesia terus menyerah dan membiarkan Israel hadir ke Indonesia, maka Indonesia bisa terancam dengan penjajahan baru, dengan model baru dan penjajahan lebih ketat.
“Kalau sekarang sebagian bangsa kita merasa terjajah oleh etnis tertentu, maka kita sedang menghadirkan satu etnis baru untuk menjajah negeri ini, dan ini lebih parah. Untuk itu, kita akan mencari cara supaya kita bisa menggalang bersama, menjaga kedaulatan bangsa dan kita bisa melindungi bangsa Indonesia dari model-model penjajahan yang sedang direkayasa,” ujarnya.
Untuk itu, menurutnya Majelis Ormas Islam akan mengadakan pembahasan lebih lanjut dan serius mengenai hal ini.
Turut hadir dalam pertemuan ini Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), HM. Mursalin dan sejumlah Pengurus MOI.
Sebelumnya, pada Rabu/29 Juni 2022 lalu, MER-C bersama lembaga peduli Palestina, yaitu AWG (Aqsa Working Group), BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia) dan KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) telah mengadakan konferensi pers bersama menolak kedatangan Timnas Israel.
Lolosnya timnas Israel akan menjadi ujian berat bangsa Indonesia untuk membuktikan kekonsistenannya dalam pembelaan terhadap Palestina dan penolakan atas segala bentuk penjajahan seperti yang termaktub dalam UUD 1945.
Upaya penolakan ini akan terus dilakukan tidak hanya karena daftar panjang pelanggaran HAM namun juga penjajahan yang masih dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina yang bertentangan dengan konstitusi negara Indonesia dan hukum Internasional. (kis)
, Kamis/18 Agustus 2022. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Presidium MOI, memberikan apresiasi positif atas kunjungan dan pencerahan yang disampaikan oleh Pimpinan MER-C.
Ia menyambut baik dan mendukung gagasan MER-C menolak kedatangan Tim Sepak Bola Nasional Israel ke Indonesia karena ini adalah bentuk pembelaan terhadap bangsa.
“Kita berterima kasih atas kunjungan dan pencerahan dari MER-C terkait rencana kedatangan Timnas Israel,” tutur Nazar.
“Ini adalah pembelaan kepada bangsa. Bahwa sesuai dengan UUD 1945 tujuan kita mendirikan negara ini adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” imbuhnya.
Pimpinan Majelis Ormas Islam tersebut juga memaparkan bahwa dalam sejarah Yahudi Israel memang biasa melakukan pendekatan-pendekatan untuk mendapatkan akses masuk ke dalam suatu negeri.
“Seperti halnya saat ini mereka sudah melakukan pendekatan kepada negeri-negeri di Timur Tengah supaya terbuka peluang untuk perdagangan,” ujarnya.
“Dimulai dari perdagangan, tapi kemudian mereka bisa menguasai perekonomian suatu bangsa. Ini kebiasaan Israel yang telah dipraktekkan puluhan tahun bahkan berabad-abad. Itulah yang dialami di Eropa ketika bangsa Eropa takluk di bawah penjajahan ekonomi Yahudi, begitu juga yang mereka lakukan di Amerika,” tambah Nazar.
Lebih jauh ia juga menyampaikan bahwa apabila bangsa Indonesia terus menyerah dan membiarkan Israel hadir ke Indonesia, maka Indonesia bisa terancam dengan penjajahan baru, dengan model baru dan penjajahan lebih ketat.
“Kalau sekarang sebagian bangsa kita merasa terjajah oleh etnis tertentu, maka kita sedang menghadirkan satu etnis baru untuk menjajah negeri ini, dan ini lebih parah. Untuk itu, kita akan mencari cara supaya kita bisa menggalang bersama, menjaga kedaulatan bangsa dan kita bisa melindungi bangsa Indonesia dari model-model penjajahan yang sedang direkayasa,” ujarnya.
Untuk itu, menurutnya Majelis Ormas Islam akan mengadakan pembahasan lebih lanjut dan serius mengenai hal ini.
Turut hadir dalam pertemuan ini Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), HM. Mursalin dan sejumlah Pengurus MOI.
Sebelumnya, pada Rabu/29 Juni 2022 lalu, MER-C bersama lembaga peduli Palestina, yaitu AWG (Aqsa Working Group), BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia) dan KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) telah mengadakan konferensi pers bersama menolak kedatangan Timnas Israel.
Lolosnya timnas Israel akan menjadi ujian berat bangsa Indonesia untuk membuktikan kekonsistenannya dalam pembelaan terhadap Palestina dan penolakan atas segala bentuk penjajahan seperti yang termaktub dalam UUD 1945.
Upaya penolakan ini akan terus dilakukan tidak hanya karena daftar panjang pelanggaran HAM namun juga penjajahan yang masih dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina yang bertentangan dengan konstitusi negara Indonesia dan hukum Internasional. (kis)
Komentar