TILIK.ID — Program Cerdas Digital 2022 yang dilakukan Majelis Nasional Forum Alumni HMI Wati (MN Forhati) lanjut di Cianjur. Itu setelah pekan lalu digelar di SMAN 1 Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Di Cianjur, program edukasi, komunikasi dan kreasi oleh MN Forhati itu dipusatkan di SMK Plus Ashabul Yamin dengan mengundang sedikitnya 20 SMK se-Kabupaten Cianjur.
Program Cerdas Digital 2022 MN Forhati ini hasil kerjasama dengan Kementerian Kominfo RI, ICMI, Bank Syariah Indonesia, Bulog, Laznas BSMU, BPJS Ketenagakerjaan, G20 dan MD Forhati Cianjur.
Cianjur adalah daerah kedua setelah pekan lalu digelar di Kabupaten Bogor. Program untuk siswa-siswi sekolah menengah dan sedeajat serta orang tua murid itu akan terus dilaksanakan di daerah-daerah sampai bulan September mendatang.
Hadir pada kesempatan kali ini adalah Sekjen MN Forhati Hj Farida Islahiyah Sihite, Wakil Bendahara Umum Hj Kasmawati Kasim M, Wakil Sekjen Endah Cahyani, Ketua Departemen Pendidikan Norma Pohan, Ketua Bidang Tenaga Kerja Wira, Pengurus MW Forhati Jawa Barat Nining dan Irma.
Dari luar Foehati hadir perwakilan mitra kerjasama dari Keminfo RI, ICMI, BPJS Katsnagakerjaan, dan dua nasa sumber, yakni Muhammad Suhli dari Rumah Edukasi Digital dan Psikolog Ferdiana Fachrudin P.Si dari Tim Elly Risman.
Pada kegiatan tersebut ada 80-an siswa dan 60-an orangtua murid hadir dengan dua sesi. Yaitu sesi murid dan sesi orang tua murid. Dibuat terpisah dengan materi dan narasumber yang sedikit berbeda.
Dalam papatannya, Muhammad Sulhi mengemukakan revolusi digital membawa perubahan amat besar dalam teknologi pengolahan, penyimpanan, serta penyampaian data dan informasi.
Apa yang bisa dilakukan dengan teknologi digital ini? Menurut M Sulhi, dapat berimajinasi, riset, dan searching. Dapat berkomunikasi secara online,
aktualisasi dan berkomentar di media sosial, menonton dan mengupdate video, main game online.
“Sayangnya dampaknya juga sangat buruk. Yaitu kata-kata kasar, pornografi dan chatsex, adegan kekerasan, komentar buli dan berita hoax,” kata Sulhj dalam paparannya di acara Cerdas Digital 2022 tersebut, Rabu (22/6/2022).
Karena itu, agar bijak dan cerdas dalam berdigital, M Sulhi memberikan tipsnya untuk para siswa dan orang tua murid.
Pertama, gadget hanyalah alat. Di belakang mesin tersebut ada sosok manusia yang mengendalikan. Pahami dan kuasai fitur tiap platform medsos yang digunakan.
Kedua, tidak mencuri apa pun dari dunia maya. Hormati hak intelektual dan hak ekonomi orang lain, sama seperti di dunia nyata.
Ketiga, respek dan murah hati dengan sesama netizen, serta menghargai privasi mereka. Sampaikan hal-hal positif, misalnya tentang pengetahuan dan skill Anda.
“Pahami karakter dan cara kerja internet. Karena sekali memposting di dunia maya, postingan itu tidak akan pernah hilang,” bebernya.
Untuk orang tua murid, M Sulhi memberikan resepnya. Yaitu, gunakan privacy settings saat bermedsos. Tidak memposting nomor telepon dan alamat lengkap. Tidak berbagi password.
Kemudian tdak melayani ajakan bertemu “teman baru” di internet. Selanjutnya berhati-hati dalam mengupload foto dan video, hati-hati mendownload atau instal aplikasi.
“Biasakan melakukan safe search, hati-hati dengan informasi yang dipublish di area free-WIFI. Tanyakan pada anak, jika ada message/chat yang mengganggu ingatkan anak agar berhati-hati memilih chatroom,” kata Sulhi lagi.
Dia melanjutkan, waspadai penggunaan webcam, apalagi saat online. Pelan-pelan diskusikan perihal sex victimization. Kemudian check history browser anak secara berkala. Dan terakhir tempatkan PC di ruang keluarga.
Pada kesempatan yang sama, Psikolog Ferdiana Fachrudin S.Ps memaparkan bagaima supaya anak-anak dalam keluarga cerdas, bijal, dan aman di tengah serbuan teknologi cyeber.
Menurut Ferdiana, pandemi dalam rentang dua tahun ini membuat anak-anak tergantung pada gadget untuk menerima pendidikan di rumah. Di sini, orang tua tampil berperan ganda menggantikan guru.
“Sisi postif ada ketika anak dekat dengan orangtua. Namun akan jadi berbeda ketika kesibukan lain membuat kendali dan komunikasi dengan anak semakin sulit,” kata Ferdiana.
Dengan belajar secara online, lanjut Ferdiana, akan bisa kecanduan gadget, game, kecanduan pornografi, yang kesemuanya bisa merusak otak anak.
Selain belajar secara online, pandemi juga membuat bisnis online berkembang den menyentuh pada kebutuhan anak. Misalnya beli makanan, barang kebutuhan dari shopee, Go To, Buka Lapak, dan lain-lain.
“Sarana untuk itu adalah gadget. Lalu apa yang harus dilakukan jika terjadi kecanduan game, hoax, pornografi, dan lain-lain itu?” kata Ferdiana.
Dia pun memberikan tipsnya. Pertama, tempatkan orang tua, terutana ayah sebagai central dan cerminan perilaku anak. Kedua, menganalisa dan merumuskan masalah masing masing anak.
“Jika ada salah sepakat untuk minta maaf. Bila anak sudah baligh, caranya dengan metode sesama orang dewasa. Kemudian yang ketiga, sampaikan masalah potensi kerusakan otak,” katanya.
Kemudian, jika ada masalah coba rundingkan, cari jalan keluarnya, lalu sepakati. Kalau perlu, menurut Ferdiana, cari konsultasi dan terapi.
Pada acara itu, pihak MN Forhati memberikan doorprize kepada peserta yang bertanya secara baik dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
Kegiatan workshop berokutnya digelar di Cianjur pada 22 Juni 2022 bertempat di SMK Ashabul Yamin. Kemudian pada Juli bertempat di Madrasah Aliyah Putri PUI.
Selanjutnya pada 21 Juli bertempat di Madrasah Aliyah Bani Hakim Bekasi. Pada Agustus digelar di Yayasan Sahidah Kampung Pabuaran Desa Dukuh Kecamatan Cikupa Tangerang pada 6 Agustus 2022.
Kemudian diadakan di SMKN 2 Rangkas Bitung Lebak Banten. Di bulan yang sama digelar di SMAN 1 Kota Serang Banten pada akhir Aguatus 2022.
Lalu setelahnya dilanjutkan di SMK Mathlatul Anwar Sukalangu Pandeglang, dan SMUN 1 Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat di bulan September. (lms)
Komentar