TILIK.ID — Zen Segaf atau populer dikenal Habib Kribo terus menyerang Anies Baswedan seperti halnya Ketum PSI Giring Ganesha dan Grace Natalie. Habib Kribo juga menolak Gubernur DKI menjadi presiden.
Habib Kribo dalam sebuah tayangan mengecam Anies, menyebut jika Anies Presiden maka negara ini akan menjadi seperti Yaman, mendzolimi minoritas dan membawa negara ke jurang kehancuran.
Banyak narasi-narasi Zen Segaf yang menyerang Anies, dan mengajak rakyat Indonesia menolak Anies menjadi presiden pada 2024.
Loyalis Anies Baswedan Geisz Chalifah pun tak henti pasang badan unttuk Gubernur DKI Anies Baswedan. Serangan Zen Kribo itu pun menjadi amunisi Geisz untuk membongkar rahasia pria dengan ciri rambut kribo itu.
Ternyata Zen Kribo pernah datang menemui Geisz Chalifah di kantor Yayasannya. Dia datang untuk minta dipertemukan dengan Anies Baswedan.
Zen meminta jadwal bertemu Anies untuk meminta kesiapan mantan Mendikbud RI itu menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
“Si Zen Segaf datang ke Yayasan yang saya sebagai ketuanya. Datang meminta jadwal bertemu untuk bersedia menjadi calon presiden,” kata Geisz di akun medsosnya dikutif, Ahaas (8/5/2024).
Zen Kribo juga datang ke kantor Geisz untuk meminta Anies membantu urusan kuliah anaknya.
“Dia juga datang kekantor saya agar Anies membantu urusan kuliah anaknya.
Kalau dia mau bantah silahkan bantah pakai Qur’an kalau dia berani,” kata Geisz menanggapi serengan Zen Kribo.
Geisz mengatakan, kalau mau membantah silakan bicara yang tegas bahwa pertemuan itu bohong. Namun harus dibantah pakai Quran.
“Ngomong aja yang tegas bahwa yang gue tulis itu bohong dsbnya. Tapi bantahnya pakai Qur’an, bukannya ngeles modal video sok ngartis,” sindir Geisz.
Geisz juga mengajak Zen untuk jujur mengatakan wajar meminta bantuan sebagai teman. Tapi, menurutnya, yang tidak wajar itu menghujat orang yang dimintai bantuan.
“Prinsip saya dalam berteman: Sampaikan kekurangannya ke kupingnya, sampaikan kelebihannya ke publik,” kata Geisz lagi.
Masalahnya, menurut Geisz, kalau mengaku sebagai teman dan bilang wajar minta bantuan namun menghujat di ruang publik tanpa basis data melainkan fitnah, itu iri dan dengki namanya.
“Kalau saya berhutang budi pada orang, maka saya gak sungkan mengungkapkannya di publik. Bukan malah menghujat apa lagi manusuk dari belakang,” kata Geisz.
Geisz mengatakan, tidak ada salahnya mengungkap kebaikan orang, apalagi teman, ke ruang publik. Tidak mendapatkan sesuatu pun tetap ada baiknya megungkan kebaikan orang.
“Itulah rumus bergaul yang saya pahami,” kata Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol ini. (la)
Komentar