Sejarah Baru Tercipta di Sepak Bola, Lahirnya “Kaisar” Carlo Anceloti


Oleh: Denny JA

BAGI penggemar sepak bola, ada yang tak biasa di hari itu. Ialah hari sabtu, 30 April 2022. Tempat di lapangan sepakbola Santiego Bernabeu. Tim yang bertanding: Real Madrid versus Espanyol.

Hari itu, bukan hanya tercipta kemenangan. Hari itu tercipta sebuah sejarah baru dunia sepakbola.

Hari itu resmi sudah. Terlahir seorang “kaisar,” pelatih atau manajer sepakbola (Football Manager), yang pertama kali dalam sejarah, pernah memenangkan lima liga utama di Eropa.

Carlo Ancelotti. Hari itu, ia bukan saja sukses mengantar Real Madrid memenangkan liga spanyol ke 35 kali. Ini juga sebuah pencapaian sendiri.

Sekaligus dengan pencapaian itu, Carlo Ancelotti tercatat pula telah lengkap, telah paripurna, telah “khatam” memenangkan seluruh top 5 liga terbesar di Eropa. (1)

Sebelumnya, Ancelotti pernah memenangkan liga seri A di Itali. Ia membawa AC Milan juara di tahun 2004.

Lalu, Ancelotti hijrah ke Inggris. Di sana, ia juga memenangkan liga yang hingga kini dianggap paling kompetitif. Ancelotti membawa Chelsea juara liga Primer di tahun 2010.

Ancelotti pun pindah ke Perancis. Di liga 1, ia membawa Paris St Germain juara.

Jerman menjadi wilayah perjuangan Ancelotti berikutnya. Pada tahun 2013, ia membawahi Bayern Munich memenangkan liga tertinggi Bundesliga pada 2017.

Hari itu, setelah di Italia, Inggris, Perancis, dan Jerman, La Liga Spanyol menjadi wilayah terakhir untuk membuatnya “khatam,” lengkap membawa tim asuhannya juara.

Dua anak saya, dua- duanya fanatik Real Madrid. Malam itu, kami sudah menyiapkan diri menonton live Real Madrid versus Espanyol.

La Liga sebenarnya belum usai. Malam itu pertandingan ke 34 dari total 38 pertandingan yang harus dijalankan. Tapi karena begitu besar jarak point Real Madrid dengan rangking kedua: Sevilla, 15 point, apalagi dengan Barcelona, Real Madrid hanya membutuhkan hasil seri saja dari Espanyol untuk memenangkan La Liga ke 35.

BACA JUGA :  Olivier Giroud: Milan Butuh Pengalaman Bermain di Liga Champions Lagi

Yang terjadi: Real Madrid menang atas Espanyol dengan angka telak 4:0.

Stadion Sepak Bola Santiago Bernabeu pun berubah menjadi festival perayaan. Sorak sorai penggemar Real Madrid di sana tak henti bernyanyi, menari, mengangkat aneka poster.

Di lapangan hijau, piala La Liga, diangkat bersama. Kembang api dinyalakan. Anak- anak dan pasangan pemain Real Madrid pun ikut masuk ke tengah lapangan.

Di sana, para pemain membuat formasi khusus. Lalu tubuh sang kaisar Carlo Ancelotti mereka angkat, mereka terbangkan berkali- kali.

Ancelotti meneteskan air mata. Ia bukan saja berhasil memenangkan La Liga. Tapi ia sadar dan tahu, dan juga merencanakan. Ia berhasil mencetak sejarah.

Namanya akan dikenang abadi sebagai pelatih dan manajer sepak bola pertama dalam sejarah yang berhasil memenangkan keseluruhan Top 5 liga paling besar di Eropa, bahkan dunia.

Carlo Ancelotti pun menempati posisi khusus di antara pelatih legandaris sepak bola sepanjang massa. Ada Rinus Mitchel dalam list legendaris itu. Ada Alex Fergusson. Ada Arrigo Sacchi. Ada pula yang kini masih aktif, tapi lebih yunior: Pep Guardiola dan Jurgen Klopp.

Banyak pelatih sepakbola yang mengawali karirnya sebagai pemain sepakbola.

Carlo Ancelotti yang lahir di Italia, tahun 1959, pernah menjadi pemain utama AC Milan. Kemudian ia menjadi asisten pelatih Arrigo Sacchi di tim nasional (timnas) Italia setelah pensiun pada 1995.

Ancelotti berkisah. Ia belajar banyak dari Sacchi, yang ia anggap sebagai guru pertamanya. Bahkan Ancelotti sudah bekerja sama dengannya ketika masih menjadi pemain Milan yang diasuh Sacchi.

BACA JUGA :  Tersingkir di Liga Eropa, Ibra Kini Buru Juara Serie A Bersama Milan

Untuk menambah pengetahuannya atas teori, strategi, dan manajemen sepak bola, Anchelotti mengenyam pendidikan
kepelatihan di Scuola Allenatori.

Dari Arrigo Sacchi, Ancelotti banyak belajar mengenal strategi defensif.

Di bawah Arrigo Sacchi, tim AC Milan mendominasi sepak bola Eropa di akhir 1980-an dan awal 1990-an.

Arrigo Sacchi dianggap jenius strategi sepak bola. Ia berhasil membangun tim yang terutama didasarkan pada sepak bola Italia dengan prinsip defensif. Namun serangan balik strategi ini sangat berbahaya.

Namun Ancelotti mengembangkan strategi defensif lebih jauh. Suksesnya di AC Milan, sebagai pelatih, karena ia memunculkan peran baru yang disebut deep- lying playmaker.

Munculnya peran deep-lying playmaker ditugaskan kepada pemain Andrea Pirlo. Deep-lying playmaker itu kombinasi dari gelandang bertahan dan playmaker. Posisi ini berada lebih ke dalam di depan bek tengah.

Carlo Ancelotti menempatkan
Pirlo di posisi ini guna
menyempurnakan formasi favoritnya: 4-1-2-1-2.

Sukses Ancelotti mengambil jalan yang berbeda dibandingkan pelatih legendaris lain: Rinus Michels.

Rinus Michels (1928-2005) adalah pencipta sepak bola modern dengan pola total football.

Ia menghabiskan seluruh karirnya untuk AFC Ajax. Bermula sebagai pemain, lalu, ia melatih klub ini. Mitchel juga mengelola tim nasional Belanda.

Dengan total football, para pemain bisa secara cair menempati posisi apapun.

Beruntung baginya, di eranya, Mitchel memiliki pemain sekaliber Johan Cruyff. Pemain legendaris ini mampu menjalankan masterplan total football di lapangan.

Strategi total football kemudian dikembangkan oleh Johan Cruff menjadi tiki taka ketika ia menjadi pelatih Barcelona.

Tiki-taka merupakan evolusi dari Total Football. Strategi ini menitikberatkan permainan dengan penguasaan bola.

Saat tim sedang menguasai bola, para pemain konstan bertukar posisi disertai aliran bola cepat sambil merangsek area pertahanan lawan.

BACA JUGA :  Undian Perempat Final Liga Champions: Juara Bertahan Chelsea vs Real Madrid

Filosofi ini terus disempurnakan oleh Pep Guardiola.

Pada tahun 1999, Michels dinyatakan sebagai Manajer Abad ini oleh FIFA.

Sukses Ancelotti juga mengambil jalur yang berbeda dibandingkan legendaris lain: Sir Alex Ferguson.

Ferguson telah dinobatkan sebagai Manajer Inggris tahun Ini sebanyak delapan kali. Ia juga telah meraih penghargaan Manajer Terbaik Dunia sebanyak empat kali.

Dibanding semua pelatih, Furgeson memenangkan trophy terbanyak. Selama 26 tahun bersama Manchester United, ia memenangkan 38 trofi, termasuk 13 gelar Liga Inggris, lima Piala FA, dan dua gelar Liga Champions UEFA.

Karena besarnya pengaruh Ferguson dalam sepak bola Inggris, ia dianugerahi gelar kebangsawanan di tahun 1999. Ia berhak atas sebutan “Sir.”

Ferguson tidak menciptakan pola permainan baru seperti Rinus Mitchel yang melahirkan total football. Kekuatan Ferguson justru pada adaptability, pada fleksibelitasnya menerapkan aneka strategi sesuai kebutuhan di lapangan.

kekuatan Rinus Mitchel karena intensitasnya di sepak bola di satu negara: Belanda. kekuatan Alex Ferguson karena fokusnya di sepak bola di satu negara: Inggris.

Carlo Ancelotti justru kuat karena ia melanglang antar negara. Ia tidak ingin intens dan fokus pada satu negara saja. Ia menjelajah semua Top 5 Liga Eropa: Itali, Inggris, Jerman, Perancis dan Spanyol.

Dalam 18 tahun, 2004-2022, lima liga itu ia jelajahi dan juara.

Congratulation! Félicitation! Congratulazioni! Glückwunsch! Felicitaciones!

Karena Ancelotti memenangkan liga di lima negara, saya pun mengucapkan selamat dalam lima bahasa negara itu.

Jakarta 1 Mei 2022.

CATATAN:

(1) Sah sudah Carlo Anceletti memenangkan seluruh Top 5 Liga Eropa:

Daily MailCarlo Ancelotti becomes first manager to win title in all of the ‘big five’
European leagues12 hours ago

Komentar