TILIK.ID — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie tiba-tiba muncul lalu menuding aksi pemukulan terhadap Ade Armando di sela aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR RI diprovokasi oleh relawan Anies Baswedan.
Tudingan Grace itu disampaikan pada program Grace on Mic melalui Channel Cokro TV, Selasa (12/4/2022).
Grace Natalie menyebut aksi demo mahasiswa 114 itu tidak seluruhnya mahasiswa. Ada sekitar 30 persen non mahasiswa yang berafiliasi pada kelompok radikal, FPI, HTI, dan relawan Anies.
Dia kemudian mengungkap sebuah screenshot percakapan di grup WA Relawan Anies Apik 4. Dalam foto tangkapan layar itu seorang anggota grup memperlihatkan foto dirinya dengan latarbelakang Ade Armando. Di bawah foto ada tulisan mengajak massa menggeruduk Ade Armando.
Percakapan itulah yang dijadikan dasar Grace Natalie untuk menuding adanya hubungan ralawan Anies dengan penumpang gelap aksi demo mahasiswa.
Grace pun menyatakan sebagian massa penyusup itu diduga adalah mantan anggota FPI dan HTI, dua kelompok yang kerap terlibat kekerasan. Karena itu, jika ralawan Anies memiliki hubungan dengan HTI dan FPI, kata Grace, maka ini adalah masalah serius.
“Jika screen capture percakapan anggota relawan Anies, ini bisa pertanda anggota FPI dan HTI sudah melebur dalam relawan Anies. Jika ini terjadi maka aspirasi HTI dan FPI akan terus hidup dan kini diperjuangkan melalui jalur politik. Yakni melalui gubernur Anies,” tuding Grace Natalie.
Tudingan Grace Natalie mendapat reaksi keras dari La Ode Basir, Koordinator Presidium DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES).
“Logika Grace Natalie dangkal sekali.
Saya kaget mendapat link YouTube pendapat Grace Natalie terkait penyerangan terhadap Ade Armando dan kemudian dikaitkan relawan Anis dan diakaitkan dengan FPI, dan HTI. Pernyataan disampaikan Grace terlalu berbahaya buat bangsa Ini,” kata La Ode Basir.
La Ode Basir mengajak Grace untuk menahan diri dari dugaan-dugaan yang berlebihan. Karena hal itu sangat berbahaya bagi bangsa ini.
“Pendapat-pendapat yang disampaikan melalui kekerasan verbal oleh Grace Natalie sangat berbahaya buat kohesifitas bangsa ini. Mestinya Kita bisa menahan dirilah,” kata La Ode
Dia pun mengatakan belum tahu kalau ada grup relawan Anies namanya Relawan Anies Apik.
“Saya menduga bahwa grup WA itu baru dibuat setelah kejadian,” kata pria berdarah Buton kelahiran Maluku ini.
Dalam interviewnya dengan Hersubeno Arief di kanal Youtube Hersubeno Point, La Ode mengatakan pendapat Grace soal pemukulan Ade Armando di aksi demo mahasiswa mengaitkan dengan relawan Anies kemudian dikaitkan lagi dengan FPI, HTI, terlalu dangkal.
“Menurut saya, ini kan sudah wilayahnya kepolisian. Marilah kita bersabar menunggu hasil yang dilakukan oleh aparat kita. Mestinya begitu, jangan lagi kita melontarkan narasi-narasi yang memicu pembelahan bangsa ini,” kata Basir di channel YT Hersubeno Point, Rabu (13/4/2022).
La Ode Basir mengungkapkan, foto screen capture yang dijadikan dasar Grace Natalie untuk berpendapat penuh kejanggalan. Biasanya di bawah nama grup WA itu ada nama-nama pertemanan. Nama dengan foto selfie itu tidak ada di sana. Boleh jadi dia relawan dan juga bukan relawan.
“Saya sebagai Koordinator Relawan ANIES sejak pertama kali deklarasi 20 Oktober 2021 dan menjalankannya, tidak atau belum ada deklarasi kelompok relawan dengan nama Relawan Anies Apik,” kata Basir.
Jadi menurutnya, foto screen shot yang beredar di grup itu bisa jadi bukan relawan dan juga bisa jadi relawan betul, sehingga masih debatable. Bagaimana bisa berpendapat jika dasar yang dipakai masih debatable.
Karena itu, menurut La Ode Basir, dasar Grace Natalie berpendapat sudah loncatan ketiga jika mengaitkan pelaku terkait relawan, kemudian ralawan terkaitkan FPI, HTI, kemudian aspirasi kelompok radikal dikaitkan dengan Anies Baswedan.
“Pendapat Grace sudah loncatan ketiga yang menurut saya Mbak Grace ini sangat berbahaya. Iya sudah memframing, logika dia sudah menjurus ke sana. Logika-logika seperti ini jelas tidak bagus buat bangsa ini,” katanya.
Dikatakan Basir, jika kita ingin mencintai bangsa ini, mencintai persatuan, tidak begini cara merekonstruksi pendapat dan berpendapat. Mendingan kebih baik diam, kita percayakan pada aparat untuk menyelesaikan.
“Jangan pendapat kita ingin mengobati luka, tetapi malah menambah luka itu menjadi besar,” kata La Ode menambahkan. (lms)
Komentar