TILIK.ID — Si ‘Manusia Merdeka’ M Said Didu angkat bicara mengoreksi pernyataan Menteri Keuangam Siri Mulyani Indrawari. Said menantang buka data-data si masa lalu.
Sri Mulyani menyatakan utang Indonesia tinggi karena warisan masa lalu. Sudah parah sejak puluhan tahun lalu, dan memburuk saat krisis moneter tahun 1997-1998.
Melalui akun Twitter @msaid_didu, kritikus ini mengungkapkan data mulai membengkaknya utang Indonesia. Bahwa utang Indonesia membengkak justru di era Jokowi.
“Warisan masa lalu ? Mari bicara data,” cuit mantan pejabat negara ini, yang dikutip Kamis (28/10/2021).
Ia mengungkapkan utang Indonesia pada tahun 2014 masih sekitar Rp2.600 triliun . Namun saat ini di tahun 2021, utang Indonesia sudah mencapai Rp6.700 triliun.
“Dan yang menambah utang dari periode 2004 – 2014 dari sekitar Rp1.400 triliun menjadi sekitar Rp2.600 triliun setahu saya Menkeunya sama dengan yang menambah dari periode 2014 – 2021 menjadi sekitar Rp6.700 triliun. Semoga jelas,” tandasnya.
Sebelumnya Sri Mulyani mengatakan, lonjakan utang Indonesia tidak terjadi begitu saja.
“Waktu ada krisis 1997-1998 dengan adanya bail out, makanya utang kita (negara) sangat tinggi karena obligasi. Jadi ujung-ujungnya adalah beban negara,” ujarnya.
Dijelaskan, saat itu banyak perusahaan dan perbankan yang meminjam dolar Amerika Serikat (AS), termasuk obligasi pemerintah.
Hal itu menjadi beban untuk Indonesia, sebab nilai tukar rupiah terus terkoreksi, mulai dari Rp2.500 per dolar AS sampai dengan sekitar Rp17.000 per dolar AS.
Selain lonjakan utang, kala itu pemerintah juga berusaha memberikan stimulus pada perusahaan agar tidak semakin banyak yang buntung dan menjaga keberlangsungan ekonomi. (bes)
Komentar