Dubes RI untuk Afghanistan Berharap MER-C Berperan Lebih Aktif Pasca Perang

TTILIK.ID — Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Afghanistan Dr. Ir. Arief Rachman, MM., MBA menyampaikan harapannya agar Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang sudah memulai di Afghanistan saat perang dulu, kini bisa berperan lebih aktif pasca perang.

Hal ini disampaikan Arief Rachman saat menerima kunjungan Tim MER-C di kediamannya, 5 September 2021.

“Terima kasih, suatu kehormatan berjumpa lagi dengan MER-C setelah hampir 20 tahun lalu kita berpisah di Pakistan. Saya termasuk senang pada waktu itu, karena kedatangan MER-C di daerah tugas saya di Pakistan dan saya sempat melepas MER-C saat di Pakistan,” ungkap Arief Rachman.

“Saya berharap MER-C yang sebelumnya dulu sudah pernah memulai di Afghanistan saat perangnya, saat ini pasca perang harus lebih aktif, karena tentunya banyak bicara tentang rekonsiliasi pasca perang apalagi kaitannya dengan orang sakit, korban yang tentunya banyak dan memerlukan pemeliharaan ke depan,” tambahnya.

Dalam kesempatan kunjungan silaturahim tersebut, Tim MER-C terdiri dari dr. Sarbini Abdul Murad selaku Ketua Presidium dan dr. Henry Hidayatullah selaku Presidium, keduanya merupakan relawan yang pernah bertugas dalam misi kemansnuiaan ke Afghanistan pada tahun 2001 dan 2002 silam, serta dr. Zackya Yahya, SpOk dan Rima Manzanaris (Manajer Operasional MER-C).

BACA JUGA :  Direksi Pertamina Dirampingkan, Ini Kata Anggota DPR RI Moh Rapsel Ali

Kepada Duta Besar RI untuk Afghanistan, Ketua Presidium MER-C menyampaikan rencana MER-C ke depan untuk Afghanistan apabila sudah terbentuk pemerintahan yang efektif di sana.

Sebagai lembaga sosial kegawatdaruratan medis, MER-C akan berfokus membantu pada bidang kesehatan berupa pembangunan klinik atau Rumah Sakit Indonesia di Afghanistan.

“MER-C pernah diminta oleh Afghanistan untuk membangun sarana kesehatan di sana, setelah mereka melihat kami membangun RS Indonesia di Gaza, Palestina,” ujar Sarbini.

“Alm. Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT dan Tim MER-C pernah bertemu Menlu Afghanistan dan membahas mengenai hal ini,” tambahnya.

Menanggapi hal ini, Duta Besar RI untuk Afghanistan menyampaikan dukungannya kepada MER-C dalam melakukan second track diplomacy di Afghanistan. Ia juga yakin MER-C mempunyai kemampuan untuk mengubah tantangan menjadi peluang, apalagi kesehatan sangat diperlukan.

“Untuk ke depan tentunya Afghanistan ini menarik buat semuanya. Tantangan-tantangan yang ada mesti disikapi untuk menjadi peluang. Salah satunya MER-C punya kemampuan untuk mengubah tantangan itu menjadi peluang, untuk menjadi satu peran atau kiprah Indonesia di Afghanistan,” bebernya.

BACA JUGA :  Tragedi Kanjuruhan, MER-C: Jangan Ada yang Lepas Tangan

Dia menambahkan, kalau secara diplomasi ini disebut sebagai second track. Tidak hanya pemerintah, tapi semua pihak bisa mengambil bagian, agar diplomasi yang sudah menjadi amanat konstitusi kita betul-betul terus berkembang.

“Dan itu menjadi bagian dari kita sebagai bangsa Indonesia, sebagai warga negara Indonesia,” ujarnya.

Duta Besar Arief Rachman menambahkan, pasca perang tentunya korban-korban ada yang penyelesaiannya butuh waktu satu bulan, tiga bulan bahkan mungkin tahunan. Dan apabila MER-C membangun rumah sakit adalah yang paling tepat di daerah-daerah yang belum ada RS, sehingga peluang untuk ikut dalam kemanfaatan apalagi kesehatan bisa lebih besar.

Dia berharap agar semua upaya dapat dilakukan semaksimal mungkin sehingga dapat bermanfaat bagi masa depan yang berikutnya di Afghanistan. (lem)

Komentar