Geisz Chalifah
HANYA kisaran dua puluh menit dari dermaga marina Ancol menuju Pulau Bidadari.
Sebuah resort yang telah direnovasi total dan semuanya baru, baik lanscape maupun bangunan cottagenya.
Senja menyapa, matahari mulai lelah bersinar lalu turun perlahan menuju peraduan, bias warna merah memenuhi seluruh bulatannya. Keindahan yang kasat mata berpantulan dengan lautan luas menghampar.
Angin laut menyapa dengan lembut, selembut suara Fairouz (penyanyi legendaris Lebanon), salah satu lagunya yang terkenal keseluruh penjuru dunia berjudul: Nasam Alaina El Hawa, (Ketika angin sepoi-sepoi menghampiri.)
Mendengar suara Fairouz bernyanyi, kita diajak berimaginasi tentang keindahan. Berada di Pulau Bidadari kita menikmati keindahan dan kenyamanan terhampar di depan mata.
Di Pulau yang semua kalangan bisa menjangkau itu (beragam varian harga yang murah meriah) tergantung paket yang dipilih.
Semua bisa didapat, sejarah tentang Benteng Martelo, hutan belukar dengan puluhan biawak yang menjadi suaka alam, atau berleha-leha dipinggir pantai menikmati memandang matahari tenggelam.
Kolam renang mewah tersedia, atau menikmati makan malam dengan sajian masakan yang mengundang selera. Ada pula paket memancing maupun mengelilingi pulau-pulau lain di sekitarnya.
Jakarta tak hanya Monas, tak hanya Sudirman Thamrin dan sederetan mall. Jakarta memiliki seratus tujuh pulau di halaman depannya dan yang terdekat adalah Pulau Bidadari dengan semua fasilitas tersedia dengan lengkap.
Keindahan alam terutama di pulau, bukan tidak ada di provinsi yang menjadi Ibukota negara. Hanya saja kurang diketahui, bahwa untuk menikmati wisata laut dan pulau hanya butuh waktu dua puluh menit.
Maka semua yang anda temui dengan penerbangan berjam-jam ke berbagai wilayah lain, bisa didapat cukup dengan mengunjungi Pulau Bidadari. Pesona biru di teras Jakarta.
Komentar