by: Bang Sém
PEMIMPIN sejati berani mengambil risiko. Tak peduli risiko kematian. Terutama dalam konteks uji klinis vaksin anti Covid-19.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengambil risiko itu. Kantor berita Tass mengabarkan, presiden macho yang karib dengan binatang buas, itu telah mengambil risiko. Salah satu putri kesayangannya telah divaksinasi anti Covid-19.
Selepas itu, Putin mengumumkan kepada dunia, klaim Rusia atas vaksin pertama untuk virus anti Covid-19 yang segera didaftarkan hak patennya.
Sebelumnya, Senin ( 10 Agustus 2020), dia menyampaikan kabar itu ketika bertemu dengan jajaran pemerintahannya. Dikatakannya, vaksin itu bekerja efektif untuk meningkatkan kekebalan yang stabil dan telah melalui serangkaian uji klinis yang diikuti oleh Uni Emirat Arab, Filipina, dan Saudi Arabia.
Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko menyebut, seluruh proses uji klinis vaksin dikembangkan oleh sentra laboratorium Gamaleya. Keren.
Covid-19 tak hanya menimbulkan petaka selama hampir setahun terakhir. Sejumlah negara dibuat sempoyongan oleh virus yang saya sebut nanomonster, itu.
Beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di berbagai belahan dunia, panik, gugup, cemas, was-was, dan tambuh laku menghadapi virus mematikan yang memicu pandemi global paling mematikan. Meskipun sebelumnya menganggap enteng sambil bercanda.
Lantas bungkam, ketika sejumlah Perdana Menteri, Menteri, Gubernur, politisi dan sejumlah guru besar terkena tular dan tulahnya.
Di beberapa negara dengan sistem kesehatan yang buruk, setengah buruk, dan setengah baik, Covid-19 merenggut nyawa para petugas kesehatan yang berada di garda depan. Termasuk sejumlah guru besar yang berupaya meneliti untuk menemukan vaksin pencegahnya.
Tak hanya itu, nanomonster Covid-19 ini juga menebar krisis kesehatan, krisis ekonomi, krisis sosial, dan juga krisis politik.
Terbukti, di begitu banyak negara di dunia, begitu banyak petinggi yang kadung mendapat kehormatan disebut pemimpin, sesungguhnya hanya canned leaders, alias ‘pemimpin sarden,’ yang lebih sibuk berkilah daripada menemukan jalan solusi.
Pemimpin sejati mencari jalan, merumuskan cara, menggerakkan para ilmuwan sejati mereka untuk melakukan riset mendalam menemukan vaksin dengan menyediakan dirinya atau anggota keluarganya untuk terlibat dalam uji klinis. Termasuk Putin.
Cara itu mereka tempuh untuk kepentingan kemanusiaan yang lebih luas dengan semangat ‘mendahulukan keselamatan rakyat.’ Mereka menyediakan diri dan anggota keluarganya untuk terlibat dalam uji klinis vaksin.
Sebaliknya canned leaders menghimpun relawan dari kalangan rakyat amat, karena di benak dan hatinya, hanya ada satu idiom saja: “cuma rakyat yang boleh berkorban dan dikorbankan,” ketika berhadapan dengan risiko kematian.
Putin menunjukkan, dirinya bukan canned leader, karena memang pemimpin sejati. Covid-19, seperti dinyatakan Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, merupakan ujian besar kepemimpinan.
Ketika menyampaikan pendapatnya pada pertemuan informal Dewan Hak Asasi Manusia – PBB, 9 April 2020, Bachelet menyatakan, situasi pandemi Covid-19 merupakan ujian kepemimpinan yang sangat besar.
Hal ini, menurut Bachelet, membutuhkan tindakan yang tegas, terkoordinasi dan inovatif dari semua pihak, dan untuk semua. Karena pandemi telah memperlihatkan dampak berbahaya dari ketidaksetaraan dan penderitaan yang lebih besar di setiap masyarakat.
Dalam konteks inilah pemimpin sejati diperlukan. Putin dan beberapa pemimpin di beberapa negara, tenang menghadapi situasi. Ia menampakkan sosok pemimpin sejati yang berani ambil risiko.
Pandemi Covid-19 memperlihatkan kepada kita perbedaan nyata antara pemimpin sejati dengan pemimpin sarden alias canned leader.
Pemimpin sejati mendahulukan keselamatan rakyat, termasuk dalam proses uji klinis. Bila karena prosedur dan berbagai pertimbangan tidak mungkin, dia siapkan keluarganya.
Pemimpin sejati selalu punya cara, bukan selalu punya alasan! |
Komentar