Martua Hami Siregar
(Ketum Serikat Pekerja Ancol – 2016-2019)
SELASA, 14 Juli 2020 merupakan kali ketiga Pak Geisz Chalifah tampil di acara ILC TV One. Hal ini ternyata membuat banyak orang makin penasaran. Beliau yang memiliki narasi-narasi rasional, argumentatif, dan menjadi idola baru dengan melakukan jawaban-jawaban yang luar biasa.
Apalagi tema yang diangkat pada malam itu yang sangat menarik perhatian banyak pihak yaitu Reklamasi Ancol-Anies Ingkar Janji?.
Banyak teman, keluarga, sahabat yang bertanya kepada saya siapa dan bagaimana sosok beliau di Ancol, serta mencoba mengkonfirmasi kepada saya beberapa pernyataan-pernyataan beliau di layar kaca.
Baru sekitar dua tahun berkenalan dan berinteraksi dengan beliau namun rasa-rasanya sudah banyak jejak yang telah beliau perbuat selama berkiprah di Ancol.
Warna baru dan wajah baru Ancol pun menjadi bagian sejarah yang bapak Geisz Chalifah torehkan di Ancol. Pun bagi mereka yang mungkin nyinyir kepada beliau bahwa wajah baru itu bukanlah bagian dari kiprah dan keberadaan beliau.
Saya mau menyatakan bahwa minimal Anda tidak bisa menafikan bahwa perubahan itu terjadi selama beliau ada di sini.
Keberpihahkan beliau kepada karyawan ditandai dengan dibangunnya Taman Lestari di belakang Gedung Ecovention, taman yang tadinya tak termanfaatkan, oleh beliau dirubah fungsi dan direnovasi menjadi taman seperti di hotel bintang lima, menjadi tempat berinteraksi Insan Ancol selama jam istirahat.
Penataan ruang kerja karyawan menjadi konsern beliau bahkan masalah beasiswa untuk anak karyawapun yang selama ini menjadi keresahan bagi karyawan tuntas berkat peran serta Geisz Chalifah.
Keberpohakan yang nyata pada karyawan membuat Ancol menjadi teduh, interaksi karyawan dengan direksi menjadi cepat dan setiap permasalahan bisa segera diselesaikan dengan cairnya komunikasi yang efektif.
Posisi Geisz sebagai Komisaris tidak menjadikan jarak antara dengan Insan Ancol sampai di level paling bawah sekalipun, dari penjaga pintu gerbang, satpam hingga tukang sapu di Pasar Seni bisa berbincang dgn rileks tanpa ada sekat.
Wajah Ancol pun turut dipermak mulai dari Symphony of The Sea (taman di Ancol Timur) revitalisasi Putri Duyung, Masjid Apung Ancol, dan masih banyak lagi inisiatif lainnya yang dengan kepiawaiannya berkomunikas dengan direksi, maka semua ide-idenya menjadi kerja kolektif yang solid.
Terkait dengan peran serta perusahaan kepada lingkungan sekitarpun sangat menjadi perhatian beliau baik itu yang terkait musibah semisal kebakaran, kebanjiran tidak hanya di Jakarta.
Setahu saya daerah Lebak Banten sampai Lombok pun sudah merasakan andil dari Ancol bahkan ada perumahan kampung Ancol yang dibangun di pedalaman Lombok setelah terjadi gempa juga pembangunan sekolah di Banten pasca Tsunami dan tak hanya sebatas ide yang dilontarkan beliaupun tak pernah absen untuk turun kedaerah bencana walau dengan medan yang sulit sekalipun.
Belum lagi seputar Sekolah Rakyat Ancol, dorongan Geisz Chalifah SRA naik level perlahan namun pasti sudah mulai menunjukkan hasilnya.
Dalam waktu singkat dengan penampilan yang low profile dan gaya komunikasi yang cepla- ceplos, beliau menjadi idola yang kemudian para anak SRA yang seluruhnya dari keluarga tak mampu mengangap sebagai seorang bapak yang punya perhatian tanpa jeda pada masa depan anak-anak SRA itu.
Perlombaan kebaikan pun ditularkan kepada kami, Insan Ancol. Mungkin ini disebabkan oleh background Geisz seorang aktifis. Bagi Geisz, Kebaikan bukan untuk disembunyikan namun harus disyiarkan agar kebaikan-kebaikan tersebut menjadi inspirasi kebaikan untuk yang lain.
Memiliki banyak background sebagai sebagai pengusaha Property, Aktifis sosial bersama MER C, Produser Jakarta Melayu Festival dan banyak lagi lainnya.
Mungkin menjadi salah satu alasan mengapa Geisz ditempatkan di Ancol.
Komisaris hanyalah jabatan fomalitas Geis di Ancol, namun secara defacto bagi saya pribadi dan kebanyakan Insan Ancol lainnya, Geisz Chalifah suatu waktu berperan layaknya sebagai Pengurus Serikat Pekerja Karyawan, di waktu yang berbeda terkadang sebagai CSR Ancol, dan di momen tertentu terkadang sebagai Corsec sekaligus marketing bagi Ancol.
Totalitas dalam bekerja dan memikirkan kemajuan Ancol terlebih saat ini dalam suasana pandemi Geisz selalu memberikan semangat bagi Insan Ancol agar ancol bisa bertahan dan bangkit kembali menjadi bukan saja kebanggaan DKI Jakarta namun sekaligus Ancol menjadi Brand Of Indonesia.
Kalaulah Pak Anies Rasyied Baswedan sering dijuluki Gubernur rasa Presiden.
Bagi saya, Pak Geisz Chalifah adalah Komisaris rame rasanya. Layaknya permen yang sangat saya sukai di masa kecil.
Komentar