WhatsApp Tunda Kebijakan Privasi Terbarunya

TILIK.id, Jakarta — Melihat banyaknya tekanan dan eksodus terkait kebijakan privasi terbarunya, aplikasi perpesanan WhatsApp akhinya kendor. WhatsApp menunda pemberlakuan kebjikan ‘memaksa’ user menyetujui data pengguna diserahkan ke facebook itu hingga 15 Mei mendatang.

Ya, WhatsApp memutuskan untuk menunda kebijakan privasi terbarunya setelah membuat banyak penggunanya meninggalkan aplikasi chatting ini.
Pengguna berbondong-bondong beralih ke Telegram dan Signal karena khawatir privasi datanya bocor oleh kebijakan privasi terbarunya.

Sabagaimana janjinya, WhatsApp menetapkan tanggal 8 Februari sebagai tenggat waktu pembaharuan tersebut. Namun akhirnya menunda dengan alasan akan memberikan sosialisasi dulu kepada pengguna mengenai privasi dan keamanan.

“Kami telah mendengar betapa banyak kebingungan yang terjadi seputar pembaruan terbaru kami. Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook. Kami akan mensosialisasikan secara bertahap untuk meninjau kebijakan sebelum opsi bisnis baru tersedia pada 15 Mei,” kata WhatsApp kepada AFP Sabtu (16/1/2021).

Aplikasi perpesanan terbesar dunia itu menyatakan pembaruan tersebut hanya berlaku untuk percakapan dengan akun bisnis yang menggunakan WhatsApp Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp,.

BACA JUGA :  Berlaku 15 Mei, Apa yang Terjadi Jika Tidak Menyetujui Kebijakan Baru WhatsApp?

“Kami tidak dapat melihat pesan pribadi Anda atau mendengar panggilan Anda, begitu pula Facebook,” kata WhatsApp dalam posting blog sebelumnya.

WhatsApp menyatakan pihaknya tidak menyimpan catatan tentang siapa yang mengirim pesan atau menelepon setiap orang. Pihaknya tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan dan begitu pula Facebook.

Menurut WhatsApp data lokasi termasuk dalam perlindungan enkripsi end-to-end.

“Kami memberikan bisnis opsi untuk menggunakan layanan hosting aman dari Facebook untuk mengelola obrolan WhatsApp dengan pelanggan mereka, menjawab pertanyaan, dan mengirim informasi bermanfaat seperti tanda terima pembelian,” kata WhatsApp dalam sebuah pos.

Pakar teknologi mencatat bahwa persyaratan baru WhatsApp dari penggunanya membuat kebijakan yang mengikat secara hukum yang telah banyak digunakan sejak 2016.

Facebook bertujuan untuk memonetisasi WhatsApp dengan memungkinkan bisnis untuk menghubungi klien melalui platform, menjadikannya wajar bagi raksasa internet untuk memusatkan beberapa data di servernya. (lbs)

Komentar