Anak JK Laporkan Danny Pomanto ke Polisi

TILIK.id, Jakarta — Masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Makassar, dikagetkan dengan adanya fitnah terhadap Wapres RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) melalui rekaman suara yang diduga suara calon walikota Makassar, DannyPomanto.

Rekaman suara itu menyebut penangkapan Menteri Kalautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK dikaitkan dengan JK dan Anies Baswedan. Jelas saja, keluarga JK tidak terima tuduhan tersebur.

Karena itu, hari ini, Sabtu (5/12/2020), putra sulung JK, Solin Kalla, melalui kuasa hukumnya Dr Yusuf Gunco SH MH melaporkam Dani Pomamto ke Reskrin Polda Sulawesi Selatan. Laporan diterima Briptu Wahriandi.

Yusuf Gunco tiba di Polda Sulsel sekitar pukul 15.50 Wita. Allat bukti yang disertakan dalam pelaporan tersebut adalah hasil rekaman yang diduga kuat merupakan suara calon walikota Makassar (petahana) Danny Pomanto.

Dalam rekaman yang berisi percakapan dengan beberapa teman di dalam sebuah ruangan itu menyebut JK sebagai otak dari penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo. Rekaman mengait-ngaitkan Pak JK dengan penyidik senior KPK Novel Baswedan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Presiden Jokowi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

“Yang kita laporkan adalah hasil rekaman dari pembicaraan Danny Pomanto dengan beberapa teman dalam satu ruangan yang isinya membuat cerita tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Kita laporkan membuat fitnah dan yang terburuk pencemaran nama baik,” jelas Yusuf Gunco.

BACA JUGA :  Dikritik Keras, Vaksin Berbayar Akhirnya Dibatalkan

Dikatakan, keluarga besar Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI itu sangat keberatan dan dirugikan dengan fitnah keji dan pencemaran nama baik yang dilancarkan Danny Pomanto. Sehingga JK memerintahkan putra sulungnya untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.

“Keluarga besar Pak JK merasa difitnah, dicemarkan nama baiknya. Sehingga keluarga JK merasa terpanggil untuk melaporkan. Ya, Pak JK sudah tahu. Ini adalah perintah langsung Pak JK mengutus anak tertuanya Solihin Kalla,” tegas Yugo.

Tak hanya laporan polisi membela Jusuf Kalla, aksi demonstrasi Ratusan massa yang menamakan diri Aliansi Bugis Makasar Bersatu (ABMB) juga membela Jusuf Kalla. Mereka menuntut Polda Sulsel menyeret Danny Pomomto ke meja penyelidikan.

Sambil berorasi mereka membentangkan spanduk dengan aneka kalimat, salah satunya berbunyi: “Tangkap DP Tukang Fitnah”.

Publik Makassar dikejutkan oleh viralnya suara rekaman yang diduga suara calon Walikota Makassar nomor urut 02 Danny Pomanto. Rekaman yang diduga suara DannyPomanto yang menurut video tersebut berlokasi di Jalan Amirullah (kediaman Danny Pomanto di Makassar), pada 27 November 2020.

BACA JUGA :  Sukriansyah S Latif Hentikan Pencalonannya di Pilkada Makassar

Rekaman itu menyinggung sejumlah tokoh-tokoh besar di negeri ini. Seperti Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla, Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo, penyidik senior KPK Novel Baswedan, termasuk Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).

Percakapan itu awalnya menyinggung peristiwa tangkap tangan Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, oleh KPK yang dikomandoi Novel Baswedan.

Setelahnya, suara yang diduga Danny Pomanto itu menyimpulkan bahwa penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan JK dan Anies Baswedan.

“Kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap berarti JK (Jusuf Kalla) – Anies Baswedan. Maksudnya kontrolnya di JK,” katanya.

Menurut suara yang diduga Danny Pomanto itu, JK secara tersirat telah menyerang Prabowo, dan membenturkannya dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo yang merupakan Ketum Gerindra dan Edhy sebagai Waketum Gerindra disebut telah mengkhianati kepercayaan presiden.

“Artinya dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, akhirnya Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik,” tuturnya lagi.

BACA JUGA :  Relawan Logis 08 Dukung Burhanuddin di Pilkada Bombana 2024

Menurutnya, dengan ramainya pemberitaan terkait penangkapan Edhy selepas lawatannya dari Amerika dalam kasus suap benih lobster, isu bahwa JK merupakan aktor di balik kepulangan Rizieq Shihab pun perlahan menguap.

“JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan,” ujar rekaman itu.

“Begitu memang Chaplin. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal, apa yang dia mau main ini,” tegasnya melanjutkan.

Dugaan ftnah yang dicurigai dilakukan DannyPomanto memancing reaksi lanjutan. Kelompok yang menamakan diri Koalisi Kebangsaan Merah Putih (KOBAR) akan turun ke jalan pada Ahad (6/12/2020). Merka membawa agenda “aksi bela JK”.

Dalam fliyernya yang beredar, KOBAR menyampaika undangan terbuka Aksi Melawan Fitnah dan Pemecah Belah Bangsa dengan tagar #AksiBelaJK. Dalam undangan terpampang 3 wajah, yakni Dani Pomanto, Ferdinand Hutahaean, dan Rudi S Kamri.

Apa hubungannya dengan Hutahaean dan Rudi S Kamri? Rupanya KOBAR memasang tiga wajah itu karena ketiga orang inilah yang menyerang dan mengganti nama JK dengan Chaplin, komedian tempo dulu dengan ciri khas kumis model poni. (lms)

Komentar