Saya Sudah Kadung Muak


Oleh Geisz Chalifah

SAAT SD saya berlatih sepakbola di lapangan Banteng di club sepakbola bernama MBFA. Selesai latihan kadang kita ramai-ramai naik sepeda ke lapangan Persija Menteng. Naruh sepeda seasalnya lalu masuk lapangan sambil meneriakkan nama Anjas Asmara, Andi Lala, Sutan Harhara, dll.

Belum ada organisasi Jak Mania saat itu.
Sepeda kami parkir seasalnya, tapi sepatu bola kami simpan dalam tas dan membawa masuk kelapangan. (Lebih sayang sepatu bola daripada sepeda). Namun jaman itu pencurian sepeda tidak marak. Tapi kalau sepatu bola tinggal bawa ke Poncol (Tukang Loak) dalam sekejap berpindah tangan.

Tentu saja kelakuan kami yang masih terbilang anak kecil selalunya dimarahi penjaga pintu karena masuk tempat pertandingan gak beli tiket.
Pasukan brenyit-brenyit yang mengidolakan para pemain Persija itu tetap dibolehkan masuk.
Duduk di bangku penonton berlapis semen.

Beberapa tahun kemudian Stadion Menteng dibongkar dan dijadikan taman.

Lalu dibangun stadion Lebak Bulus yang bukan sepenuhnya milik Persija, melainkan milik pengusaha yang juga pemilik club sepakbola.

BACA JUGA :  Politik Bandul Perubahan

Lebak Bulus dibongkar maka Pemprov DKI sama sekali tak punya stadion. Kecuali Gelora Bung Karno yang dikelola oleh Sekneg — Pemerintah Pusat Tahun demi tahun datang janji dari calon Gubernur untuk bangun stadion yang semuanya DUSTA.

Kemudian hadir Anies Baswedan datang dengan janji yang janjinya itu seperti fatamorgana —membangun stadion sekelas Old Trafford.

Saat janji itu diucapkan banyak orang skeptis. Karena sudah seringkali janji itu lenyap atau ghoib seperti mobil yang namanya sangat populer saat jelang pilpres.

Namun Anies berbeda, janji itu ditunaikan stadion kelas dunia itu terwujud. Besar dan megah dengan berbagai fasilitas berstandar dunia.

Lalu ada gerombolan penghamba kekuasaan berhati keruh berotak licik membuat strategi untuk menjatuhkan reputasi manusia yang menepati janjinya. Gerombolan licik itu datang ramai-ramai ke JIS membuat drama dan kemudian stadion yang megah itu, yang tak pernah banjir walau diguyur hujan berjam-jam.
Rumputnya menjadi …..
(Silahkan teman-teman teruskan sendiri.
Saya sudah kadung MUAK).

Komentar