Ini Nama Bakal Calon Presidium KAHMI di Hari Kedua Wawancara

TILIK.ID — Panitia Seleksi (Pansel) Pemilihan Calon Presidium Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI) kembali melakukan wawancara bakal calon. Di hari kedua ini, Sabtu (5/11/2022), sejumlah nama diberi kesempatan wawancara.

Di hari pertama kemarin, beberapa pendaftar bakal calon presidium hadir pada sesi wawancara dengan Pansel yang dipimpin Prof Dr La Ode Masihu Kamaluddin MSi, M.Eng. Mereka adalah Ir Abdullah Puteh, Ahmad Doli Kurnia, Dr Taufik Fedrik Pasiak, Asep Saifuddin, Fahmi Idris, Rahman Sappara, dan Dhifla Wiyani.

Kemudian setelah istirahat siang dilanjutkan kepada Elfahmi Anziryani Noor Azis, Heri Hermansyah, Hery Susanto, Hanifah Husein, Fachrul Razi, Ibnu Munzir, Imam Mujahidin, Lely Pelitasari Soebekti, dan Lukman Malanuang.

Di hari kedua hari ini, dihadapkan nama-nama Syarfi Hutauruk, Nadhira Seha Nur, M Yana Aditya, Oktasari Sabil, M Ridha Saleh, M Rifqinizamy Karsayudha, Risman Pasaribu, R Erwin Moeslimin Singajuru, Ruslim Rohimun Sembiring, dan Romo HR Muhammad Syafii.

Juga ada nama Saan Mustapa, Sirajuddin, Sutomo, E Herman Khaeron, Tamsil Linrung, Suparji Ahmad, dr Ulla Nuchrawaty, Teuku Taufiqulhadi, Zainuddin Maliki, dan Yapit Sapta Putra.

BACA JUGA :  Mahfud MD: Demokrasi Kita Tidak Baik-Baik Saja, HMI/KAHMI Harus Memperbaik

Besok di hari ketiga atau hari terakhir, ada nama Zulfikar Arse Sadikin, Ahmad Yohan, Masrokhan Sulaeman, Fasli Jalal, Ajub Suratman, Babay Farid Wazdi, dan Manimbang Kahariady.

Dari 53 nama yang mendaftar ini, terdapat dua nama yang merupakan incumbent, seperti politisi Golkar Ahmad Doli Kurnia dan politisi Partai Demokrat E Herman Khaeron.

Jika lolos seleksi, 53 calon presidium MN KAHMI ini akan dipilih di Munas XI Palu pada 24-28 November 2022 mendatang. Ada 9 nama yang bakal ditetapkan di Munas, sehingga kontestasi cukup ketat.

Nama-nama populer dan incumbent diprediksi bakal terpilih lagi bersama nama-nama bekhen lainnya seperti Ir Hanifah Husein, Nadhirah Seha Nur, Syarfi Hutauruk, Tamsil Linrung, Lely Pelitasari, Ibnu Munzir, dan Abdullah Puteh.

Namun dari nama-nama itu, lebih banyak yang berlatarbelakang politisi, seperti politisi Golkar Ahmad Doli Kurnia, politisi Demokrat Herman Haeron, Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung, politisi Golkar dan mantan Walikota Sibolga Syarfi Hutauruk, politisi Golkar Ibnu Munzir, dan mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh.

BACA JUGA :  Tragedi Kanjuruhan, MER-C: Jangan Ada yang Lepas Tangan

Di periode 2017-2022 ini, lima dari sembilan presidium berlatarbelakang politisi. Yaitu Ahmad Doli Kurnia, Herman KHaeron, Ade Komaruddin (Golkar), Viva Yoga Mauladi (PAN), dan A Riza Patria (Gerindra).

Di fase seleksi bakal calon presidium 2022-2027 ini, muncul suara sunbang terhadap kinerja presidium periode saat ini. Presidium yang politisi lebih sibuk pada kepentingan partainya yang umumnya berada pada koalisi kekuasaan. Akibatnya sikap kritis konstruktif KAHMI nyaris tidak ada.

Hal ini buruk bagi KAHMI, padahal hampir 3 kali dalam sebulan bidang-bidang di MN KAHMI menggelar diskusi dan kajian. Konsep-konsep dan pemikiran KAHMI sebagai kelompok intelektual tidak muncul, meskipun itu sebagai wacana.

“Beberapa kebijakan pemerintah yang abai pada kepentingan rakyat tidak dapat disikapi oleh KAHMI. Seperti UU Cipta Kerja, UU Minerba, revisi UU Tipikor, pelanggaran HAM, harga BBM, dll, termasuk IKN sebenarnya,” kata Syahrir Lantoni, alumni HMI dari cabang Makassar, Sabtu (5/11/2022). (des)

Komentar