Skenario Istana dalam Bayang-Bayang People Power

Oleh: Tarmidzi Yusuf
(Pegiat Dakwah dan Sosial)

LUHUT Binsar Panjaitan ngotot. Perpanjangan masa jabatan presiden melalui penundaan pemilu. Ada kepentingan LBP di balik tunda pemilu. LBP mengklaim, berdasarkan Big Data, entah dari mana, 110 juta warga mendukung pemilu ditunda.

Sesuatu yang tidak mungkin. Pasalnya, pemilih Jokowi saja di Pilpres 2019, tidak lebih dari 85,6 juta. Big data ngarang! Pendukung Jokowi sudah banyak yang kecewa. Jangankan perpanjangan masa jabatan presiden. Ngurus minyak goreng aja tidak becus. Begitulah suara rakyat bawah.

LBP dan Jokowi merasa terancam bila presiden yang terpilih tahun 2024 bukan presiden yang dikehendaki. Nama-nama yang disebut-sebut berpeluang besar menang Pilpres 2024 bukan orang yang bisa dikendalikan LBP dan oligarki politik.

LBP dan Jokowi makin terpojok. Skenario tiga periode gagal. Perpanjangan masa jabatan presiden dengan alasan pemilu ditunda juga gagal. LBP Panik. Jokowi ‘ngadem’ berkemah di IKN. Bangun kota bukan pindah ibukota. Dikatakan pindah ibukota kalau kotanya sudah ada. Misalnya pindah ibukota ke Bogor atau seperti Putrajaya Malaysia. Ini kota hutan belantara jadi IKN. Yang waras mikir!

BACA JUGA :  Tim Hukum Nasional AMIN Yogyakarta Dikukuhkan

Isu retaknya hubungan Jokowi dan Panglima TNI Andika Perkasa dinilai sebagai settingan. Pemicunya. Ketidakhadiran Andika Perkasa di Rapim TNI beberapa hari lalu. Sementara Jokowi hadir. Ada kesan yang sedang dibangun. Menarik simpati rakyat terhadap Andika Perkasa. Presiden tidak sejalan lagi dengan Panglima TNI.

Harapannya, elektabilitas Andika Perkasa naik. Survei Litbang Kompas terbaru, elektabilitas Andika Perkasa 2 persen. Langsung mengungguli Erick Thohir 1,1 persen dan Puan Maharani 0,6 persen. Padahal, baliho Puan Maharani tersebar dimana-mana. Erick Thohir ada di ATM bank plat merah.

Kabarnya, ada kompromi politik. Andika Perkasa disiapkan menjadi calon RI-1. Puan Maharani calon RI-2 mendampingi Andika Perkasa. Prediksi ini benar bila batas usia pensiun TNI diperpanjang dari 58 tahun menjadi 60 tahun. Aturan ini sedang dibahas DPR. Bila benar, Andika Perkasa bakal pensiun tahun 2024. Rumor Andika Perkasa calon RI-1 bakal redup bila ternyata Andika Perkasa pensiun tahun 2022 ini.

Skenario selanjutnya, Ini harus diwaspadai, bisa berdarah-darah. Menelan korban nyawa rakyat. Skenario menunggangi isu people power. Cipta kondisi menuju darurat sipil atau militer. Alasan perpanjangan masa jabatan presiden tiga tahun. Covad-covid sudah tidak laku dijual.

BACA JUGA :  Pak Anies Menang, Rakyat Senang

Pemantik people power, amandemen UUD 1945 Pasal 7 tentang masa jabatan presiden. _”Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.”_

Pintu masuknya melalui amandemen UUD 1945 tentang Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN). PDIP setuju amandemen UUD 1945 tentang PPHN. Khawatir ditunggangi LBP dan oligarki politik, ada kemungkinan amandemen UUD 1945 tentang PPHN ditunda pasca Pilpres 2024.

Perpanjangan masa jabatan presiden melalui ketetapan MPR (Tap MPR) pasca amandemen UUD 1945 tidak mungkin. Sebab, MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara. Melalui Peraturan pemerintah pengganti Undang-undang alias Perppu lebih tidak mungkin lagi.

Massa bergejolak. Perkuliahan mahasiswa dibuka. Offline. Mahasiswa bersama rakyat bersama-sama turun ke jalan. Jokowi mundur dan tolak amandemen UUD 1945 Pasal 7. Gedung MPR/DPR dan Istana Presiden dikepung massa. Suasana mirip tahun 1998. Chaos. Bakar-bakar properti milik China. Dibumbui kasus perkosaan dan SARA.

Dalih darurat militer, perpanjangan masa jabatan presiden. Presiden melenggang hingga 2027. Skenario lain, Panglima TNI mengambil alih kekuasaan. Peralihan kekuasaan mirip tahun 1965.

BACA JUGA :  Mahfud MD MempermaInkan Agama

Waspada! Gerakan murni rakyat ditunggangi elite politik untuk perpanjangan masa jabatan presiden dan peralihan kekuasaan tanpa melalui pemilu. Harus bisa membedakan siapa kawan, siapa lawan! Operasi intelijen on the way.

Bandung, 11 Sya’ban 1443/14 Maret 2022

Komentar