Tanpa Wukuf di Arafah, Ibadah Haji Tidak Sah, Ini Penjelasannya

TILIK.ID — Hari ini waktu Makkah Arab Saudi jamaah calon haji seluruh dunia bergerak ke Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Wukuf di Arafah merupakan syarat sahnya menjadi haji. Karena itu, dalam keadaan apapun seluruh jamaah harus berada di Arafah pada 9 Dzulhijah.

Arafah menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan ibadah haji. Dalam hal ini tidak sah haji seseorang tanpa berwukuf di Arafah. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa haji adalah Arafah.

Arafah menjadi istimewa karena disebutkan di Al Quran dengan kata Arafaat, yang artinya Arafah-arafah. Arafah ini memiliki beberapa makna. Pertama, Arafah adalah ruang perjumpaan antara Nabi Adam dan Siti Hawa. Arafah menjadi ruang bagi mereka untuk saling mengenal kembali setelah berpisah ratusan tahun.

Makna kedua, Arafah adalah tempat Malaikat Jibril memperkenalkan ritus-ritus tempat menunaikan ibadah haji dan manasik haji kepada Nabi Ibrahim. Lalu Jibril bertanya kepada Ibrahim, “Apakah kamu mengetahui?”. Kemudian Ibrahim menjawab “Araftu, saya mengenalnya.” Makanya dikenal sebagai Arafah.

BACA JUGA :  Wamenag soal Safari Wukuf: Berada di Arafah pada 9 Dzulhijah Hajinya Tetap Sah
BACA JUGA :  Seluruh Calon Haji Indonesia Sudah Tiba di Makkah dan Bersiap Masuki Puncak Haji

Maka Arafah ini menjadi bagian terpenting dari seluruh rangkaian haji. Calon haji wajib untuk wukuf di Arafah, baik yang sehat maupun yang sakit. Wukuf di Arafah tidak boleh ditinggalkan oleh jamaah calon haji siapa pun.

Konsultan ibadah PPIH Arab Saudi Abdul Moqsith Ghazali mengatakan, mengingat pentingnya wukuf ini, seluruh jamaah haji wajib dibawa ke Arafah, selagi masih memungkinkan untuk dibawa ke Arafah.

“Jamaah haji dalam kondisi apa pun selagi masih bisa dibawa ke Arafah, harus di bawa ke Arafah, walaupun dalam keadaan berbaring,” kata Abdul Moqsith di Makkah, 26 Mei yang lalu.

Bagi jamaah yang uzur, kata dia, bisa melaksanakan wukuf dengan skema safari wukuf, baik yang diselenggarakan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena sakit, maupun safari wukuf bagi jamaah lansia. Ini menunjukkan bagaimana pentingnya wukuf di Arafah.

BACA JUGA :  Kata Kemenag Seluruh Layanan Haji di Arab Saudi Sudah Siap
BACA JUGA :  Arab Saudi Buka Kembali Umroh Internasional, Syaratnya Cukup Ketat

Wukuf di Arafah dimulai dari tanggal 9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari hingga 10 Dzulhijah saat fajar. Moqsith menjelaskan, selama wukuf di Arafah, tidak ada bacaan wajib sebagaimana ibadah shalat.

Seluruh ibadah haji adalah rukun fi’li (tindakan), tidak seperti shalat yang mewajibkan rukun qauli (ucapan seperti membaca takbir, Alfatihah, dan lainnya).

Untuk ibadah fi’li tindakan wukuf ini, kata Moqsith, adalah tindakan yang pasif, tidak aktif seperti tawaf atau sa’i. Jamaah cukup berdiam diri saja, duduk, berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT. Meminta semua yang dibutuhkan oleh jamaah.

Moqsith mengatakan Arafah bukan bagian dari Makkah, berbeda dengan Muzdalifah dan Mina yang masih menjadi bagian dari Makkah. Namun Nabi Muhammad SAW bersabda, sebaik-baik doa adalah di Arafah.

Karena itu, ia mengimbau kepada jamaah agar memanjatkan doa sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya saat wukuf. Arafah adalah perjumpaan langsung antara Allah dan hamba-Nya, maka berdoalah sebaik mungkin., tidak mencaci orang lain, karena Arafah termasuk tempat suci.

Selama di Arafah, jamaah akan salat Dzuhur berjamaah dan mendengarkan khutbah, dilanjutkan berdoa. Selain berdoa, jamaah diimbau untuk memperbanyak dzikir dan membaca Al Quran.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jamaah calon haji wajib menjaga larangan ihram saat wukuf Arafah. Seluruh jamaah haji wajib meninggalkan hal-hal yang diharamkan ihram saat wukuf di Arafah, demikian penjelasan Moqsith. |sal

Komentar