Tarik Pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel, MER-C Puji Australia

TILIK.ID — Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dr. Sarbini Abdul Murad, memuji keputusan pemerintah Australia saat ini yang membatalkan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel yang dikeluarkan pemerintah sebelumnya.

Pemerintah Australia di bawah Pimpinan Anthony Albanese, melalui Menteri Luar Negerinya juga secara tegas telah menyatakan tidak akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Sarbini mengatakan sangat mengapresiasi keputusan Australia yang proporsional dalam menyikapi konflik Palestina – Israel. Ia memandang langkah tersebut sebagai hal yang positif untuk mendorong proses perdamaian kedua belah pihak.

Selanjutnya, Sarbini berharap langkah yang diambil Australia bisa menjadi contoh bagi Amerika dan negara-negara lain di dunia yang sudah mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, bahkan memindahkan kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal ini, menurut Sarbini, justru merusak upaya damai kedua negara.

Sarbini juga meminta Inggris bisa belajar dari Australia. Inggris agar berfikir ulang dan membatalkan keputusannya yang malah akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

BACA JUGA :  Azis Syamsuddin Malam Ini Dijemput Penyidik KPK

“Janganlah negara-negara yang besar dan bermartabat malah mengeluarkan kebijakan yang akan mengganggu proses pembicaraan damai antara dua negara,” kata Sarbini dalam siaran persnya yang diterima, Rabu (19/10/2022).

“Biarlah Yerusalem menjadi kota Internasional dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina, seperti yang sudah disepakati masyarakat internasional,” tambah Sarbini.

Dokter yang berpengalaman di berbagai wilayah perang dan konflik ini juga menyerukan dan mengingatkan negara-negara di dunia yang cinta perdamaian, menjunjung hak asasi manusia dan menentang penjajahan untuk membuktikan kekonsistenan mereka dalam mendukung upaya perdamaian Palestina – Israel dan terus mendorong kesepakatan solusi yang adil serta terhormat bagi konflik kedua negara tersebut. (klm)

Komentar