Drama di Jakarta International Stadium


Oleh: Geisz Chalifah

PULUHAN ribu manusia bernyanyi bersama, mengalunkan syair sederhana dengan penuh ketulusan.

Terimakasih Anies Baswedan.. Terimakasih Anies Baswedan
Dari kami…..

Nyanyian itu membahana memenuhi seluruh ruang-ruang di Jakarta International Stadium.

Nyanyian untuk seorang pemimpin dari warganya. Nyanyian warga yang bergelora mengucapkan terimakasih. Pada janji yang ditunaikan pada kepedulian yang merangkul pada semua.

Pemimpin yang memberikan harapan bukan ratapan..
Pemimpin yang memberi senyuman bukan tangisan…
Membangun tanpa air mata.

Kini dimasa-masa akhir kepemimpinannya, dia berpesan saya titipkan stadion ini kepada Jak Mania, kepada Warga Jakarta, kepada Indonesia.

Sang pemimpin berkata: Kelak saya akan datang lagi kemari bukan sebagai Gubernur tapi sebagai warga bersama Jakmania.

Lima tahun dia memimpin, puluhan prestasi dia torehkan. Dalam lima tahun Jakarta berubah dan warga semakin bangga dengan kotanya.

Ada keadilan ada kesetaraan untuk semua golongan.
Ruang-ruang publik yang estetik terintegrasi dengan transportasi umum.

Denyut kota ini semakin bergairah, warga tidak terusir dengan PBB yang naik tiap tahun, bahkan sebagiannya dibebaskan.

BACA JUGA :  Terima Kasih Pak Heru, Christmas Carol Tetap Diadakan

Benahi kumuhnya bukan gusur kampungnya itulah caranya menata kota, penuh dgn empati pada mereka yang selama ini tak tersapa.

Lalu wargapun bernyanyi dengan penuh gembira mengutarakan satu kata sederhana namun penuh makna:
TERIMAKASIH.

Komentar