Berbukalah dengan yang Manis


Oleh:  Dwi Nurul Iman

DALAM tafsir medis dan agama memang diperlukan unsur glukosa ketika kita berbuka puasa.

Sahabat Anas Ibnu Malik RA menuturkan:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات
قبل قبل ان يصلى. فان لم يكن رطبات فتمرات.
فان لم يكن تمرات حسى حسوات من ماء

“bahwa Rasulullah SAW berbuka puasa dengan Ruthab (buah Kurma basah) sebelum shalat. Kalau tidak ada Ruthab, beliau makan Tamar (buah Kurma kering). Bila tidak ada keduanya, beliau biasanya meminum air seteguk demi seteguk.”

Mengapa Rasulullah SAW memilih buah Kurma sebagai makanan awal berbuka?

Dijelaskan bahwa setelah berpuasa, zat yang paling dibutuhkan tubuh adalah glukosa. Zat ini dapat ditemukan didalam Kurma.

Kurma mengandung energi yang sangat luar biasa.

Para Dokter juga menganjurkan agar berbuka puasa dengan buah Kurma selaras dengan kebaikan dari sisi kesehatannya.

Buah Kurma merupakan buah manis yang memiliki kandungan glukosa sederhana yang mampu menggantikan energi dengan cepat sehingga bisa memulihkan tenaga setelah seharian berpuasa.

BACA JUGA :  Indonesia Butuh Sosok Abdul Mu’ti

Dalam tafsir sosial politik kita juga mengalami puasa keadilan dan kesejahteraan jika pemerintah yang berkuasa tidak serius dan tidak fokus dalam mengurus negara dan rakyatnya.

Maka untuk memulihkan dahaga rakyat tersebut sejatinya harus ada estafet kepemimpinan nasional secara konstitusional melalui pemilu.

Tidak lama lagi rakyat Indonesia memasuki tahun politik itulah momentum terbaik untuk turut serta memperbaiki kehidupan bangsa dengan cara memilih calon Presiden yang memiliki kapasitas dan juga rasa empati yang tinggi.

Ini bulan Ramadhan marilah kita berdo’a agar kita dianugerahkan pemimpin yang takut dengan Tuhannya dan sayang kepada rakyatnya.

Komentar