TILIK.ID — Tokoh pers nasional Margiono atau akrab dipanggil Pak MG tutup usia Selasa pagi karena sakit. Wafatnya Pak MG menghentakkan kalangan wartawan, khususnya pengurus PWI dan di kelompok media, Rakyat Merdeka.
Tak perlu lama, Pak Margiono dimakamkan di TPU Jelupang Kota Tangerang Selatan, Banten. pada pukul 14:30 WIB.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan yang ikut menghadiri prosesi pemakaman, turut menyampaikan belasungkawa atas nama pribadi dan Pemerintahan Tangerang Selatan.
“Beliau adalah tokoh pendiri Tangsel, bapak dari masyarakat Tangsel juga. Kami sangat merasakan kehilangan, beliau selama ini pada wali kota dan saya banyak memberikan sumbangsih dan pemikiran, tenaganya untuk Tangerang Selatan,” katanya.
Pilar Saga Ichsan mendoakan almarhum Margiono untuk mendapatkan yang terbaik di sisi Allah, dan juga ketabahan bagi keluarga Margiono.
“Kami mengucapkan berbelasungkawa kepada keluarga yang ditinggal, mudah-mudahan almarhum wafat dalam keadaan husnul khatimah, amal ibadah diterima oleh Allah SWT. Ini yang kami sampaikan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan, kami sangat kehilangan sosok beliau,” ucapnya.
Margiono, Ketua Umum PWI Pusat Periode 2008-2018, meninggal dunia di RS Modular Pertamina, Jakarta, sekitar pukul 09.00 WIB, Selasa.
Ia sempat dirawat beberapa hari di RS Modular Pertamina karena terkonfirmasi positif COVID-19.
Wafatnya Margiono, menurut Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari merupakan berita duka bagi pers Indonesia serta insan pers di Tanah Air.
“Pers Indonesia terutama PWI berduka cita atas kepergian Pak Margiono. Semua tidak menduga Pak Margiono akan secepat itu pergi,” kata Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari.
Margiono dikenal sebagai tokoh pers dengan jabatan Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO Rakyat Merdeka Group sekaligus Ketua Dewan Penasihat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, Margiono diketahui menjabat sebagai Ketua Penasihat PWI Pusat dalam kepengurusan Ketua Umum PWI Atal S Depari.
Semasa hidup, MG dikenal sebagai sosok wartawan yang kritis. Bahkan, kepribadian teguh yang dimilikinya itu tak kerap berlawanan atau berseberangan dengan sejumlah kebijakan pemerintah.
Sebut saja pada masa pemerintah Presiden Ke-5 RI yakni Megawati Soekarnoputri. Di masa itu, Harian Rakyat Merdeka yang dipimpinnya beberapa kali harus berhadapan dengan atau dituntut ke pengadilan.
Margionp juga pernah mengecap sel tahanan di masa Orde Baru ketika MG memimpin Majalah D&R. Sikapnya yang kritis terhadap pemerintahan Soeharto membuatnya mendekam di penjara.
Soeharto tumbang, BJ Habibie melepas semua tahanan politik, Margiono pun bebas bersama tahanan lainnya. (lmd)
Komentar