Selamat Jalan Bang Harry Azhar Azis

Syahrir Lantoni


DUKA
teramat sangat mengiringi kepulangan Bang Harry Azhar Azis keharibaaan Ilahi. Ribuan kader HMI merasakan kehilangan tokoh politik ekonomi yang dibanggakannya itu. Termasuk saya.

Saya masuk HMI ketika Bang Harry Azhar Azis (HAA) sudah terpilih Ketum PB HMI tahun 1983. Tahun 84, terjadi peristiwa Tanjung Priok di saat saya intermediate. Tahun 1985 kepemimpinan Bang Harry dilematis dengan keharusan menjadikan Pancasila sebagai dasar organisasi. Terjadi dual pemikiran di HMI.

Secara personal anak-anak HMI Cabang Kendari dan cabang lain di lingkungan Badko Indonesia Timur sebagian menolak asas tunggal Pancasila, begitu juga dengan yang di cabang Makassar. Bahkan lebih parah, terjadi friksi yang hebat.

Saya berdri pada pilihan menerima asas Pancasila. Karena itu saya bersedia ambil tugas khusus, menjadi ketua  panitia intermediate training, untuk disulap menjadi konferensi istimewa cabang, di saat Ketua umum HMI Cabang Makassar  kukuh menolak asas  Pancasila.

Peserta dipilih dari komisariat se-cabang Makassar yang punya hak suara. Hari ketiga LK II berubah menjadi konfercab istimewa. Ketum Cabang Makassar, Yasin Ardhy, masih kukuh. Namun PB HMI mensahkan hasil konfercab istimewa ini yang diteken Ketua Umum PB HMI, Harry Azhar Azis.

BACA JUGA :  Kerumunan, Tema Politik yang Lagi Ngetrend

Kongres XVI Padang 1986 berlangsung setengah tegang. Azas Pancasila diketok sebagai dasar organisasi. Saya juga ada di sana. Para penolak juga banyak di sana. Mereka yang menolak kemudian menamakan diri Majelis Penyelamat Organisasi (MPO). Dualisme organisasi HMI selanjutnya terjadi di mana-mana. Tak bisa dipungkiri HMI MPO adalah produk Kongres Padang yang tidak pernah terecovery sampai sekarang.

Ketika Bang HAA menggagas event Napak Tilas Kongres Padang, saya menentang keras. Karena sama saja kita kembali membuka luka sejarah. Ibarat kita menang mempertankan benteng, namun luka sekujur masih menganga sampai saat ini. Karena itu, saya berpikiran, selesaikan dulu dualisme ini baru kemudian kita napak tilas. Kita yang memulai, karusnya kita pula yang mengakhiri.

Buat apa napak tilas? Mau mengorek luka lama yang belum sembuh? Lihat adik-adik kita, konflik melulu, MPO jalan sendiri, dan kita membiarkannya, soliditas HMI akan terus rapuh jiika tidak diiselesaikan. Dari periode ke periode HMI lebih banyak diwarnai dualisme.

HMI terdegradasi, baik pemikiran maupun gerakan. HMI kehilangan isu-isu besar, isu-isu kebangsaan, keislaman, dan keumatan, akibat sibuk dengan konflik internalnya. Alumni Kongres XVI Padang harusnya membereskan semua ini. Tidak lepas tangan, lalu dengan entengnya ingin bernapak tilas.

BACA JUGA :  KAHMI Jabar Tuntut Kembalikan Madrasah dalam RUU Sisdiknas

Namun rencana napak tilas jalan terus. Bang Harry berang setelah saya mencurigai punya vested interest dari kegiatan Napak Tilas Kongres Padang itu. “Buat apa saya cari gelar. Jabatan tidak dibawa mati, Cil,” katanya marah.

Saya sadar, tokoh yang saya hormati itu tersinggung. Itu kesalahan besar saya, mencurigai orang yang justru saya kagumi dan hormati. Ada penyesalan dalam diri ini. Idenya untuk merajut silaturahmi sesama mantan peserta Kongres XVI Padang untuk sedikit hal sangat bagus. Namun untuk banyak hal, menurut saya, sekali lagi menurut saya, tidaklah bagus. Saya pun mohon maaf dan pamit dari perdebatan.

Napak tilas urung digelar karena pandemi Covid-19 sudah lebih dulu menyebar di nusantara. Namun ide untuk menggelar event historis itu akan terus diusahakan oleh beberapa pelaku sejarah Kongres Padang, antara lain Bang Afrizal Moetwa, Bang Mishar Ilyas, dan Bang Syarfi Hutauruk.

Dalam perbincangan kami saat jalan sehat di GBK bulan lalu, mantan Walikota Sibolga Sumut, Syarfi Hutauruk, berharap rencana besar itu jalan. Sepertinya, saat ini, saya harus setuju jika itu untuk mengenang Bang Harry Azhar Azis.

BACA JUGA :  Artis Jane Shalimar Wafat karena Covid-19

Besar sekali rasa kehilangan mendalam atas kepergian Bang Harry Azhar. Almarhum mewakafkan tenaga, pikiran dan hidupnya untuk menyelamatkan HMI dari ancamam pembubaran. Sayangnya ajal begitu cepat memanggil tokoh hebat kita ini.

Selamat Jalan Bang Harry Azhar Azis yang kami cintai dan hormati. Insha Allah surga jannatunnaim tempatmu. Aamin. Alfatiha.

 

(Tulisan ini dibuat di Dapur UMA GBK beberapa jam sebelum upacara pemakaman di TMP Kalibata).

-acil-

Komentar