Gelombang Ketiga Covid-19 Mungkin Saja Terjadi

PandeTILIK.ID — Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terkendali. Ini berdasarkan data yang tiap hari dikeluarkan pemerintah melalui Satgas Covid-19. Namun gelombang ketiga amat mungkin terjadi oleh beberapa kondisi.

Demikian dikatakan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban dalam channel youtubenya yang dikutip Senin (18/10/2021).

“Apakah gelombang ketiga itu mungkin terjadi? Tentu kita berharap jangan sampai terjadi. Namun kenyataannya dari data sekarang ini kondisi itu amat mungkin terjadi,” kata Zubairi Djoerban.

Zubairi mengemukakan sejumlah perkiraan situasi yang memicu gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.
Antara lain situasi sejumlah negara tetangga Indonesia saat ini sedang menunjukkan tren peningkatan kasus. misalnya Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

“Sekarang rangkingnya naik, setiap hari kasusnya banyak sekali, melebihi kasus harian Indonesia,” katanya.

Prof Zubairi Djoerban

Dia mengakui kondisi Covid-19 di Indonesia sedang membaik. Namun Zubairi mengingatkan bahwa pandemi di Tanah Air kerap dipengaruhi oleh kondisi negara terdekat.

“Sekarang ini kondisi Indonesia sedang bagus sekali, ya benar bagus sekali. Sekarang ini positivity rate turun di bawah 3 persen, rata-rata Indonesia rendah sekali. Jakarta lebih lagi, kurang dari 1 persen, tepatnya 0,8 persen,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Usai Petinggi OIKN Mundur, Masalah Utama Proyek IKN Terbongkar

Angka statistik tersebut menunjukkan penularan Covid-19 di Indonesia sekarang sedang sangat rendah. Kondisi itu diperkuat dengan fakta tingkat keterisian rumah sakit yang relatif sepi serta ruang pelayanan IGD Covid-19 yang kosong.

Zubairi mengatakan kondisi di negara tetangga berpotensi memunculkan gelombang ketiga di Indonesia. Juga bisa dipicu varian baru SARS-CoV-2, pelaksanaan sekolah tatap muka, pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, hingga dibukanya kembali kawasan pariwisata.

“Kita sudah mulai buka sekolah tatap muka dan ternyata menyebabkan beberapa klaster. Kemudian kita tahu PON Papua walaupun sebagian besar yang terinfeksi itu sembuh,” katanya.

Belum lagi tempat pariwisata. “Bayangin saja yang ke puncak banyak sekali, bahkan ada keluarga yang mengubah bentuk mobilnya menjadi seperti ambulans supaya bisa lolos dari skrining polisi,” katanya. (ber)

Komentar