TILIK.ID — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jadi bahan penilaian publik setelah dalam pertemuannya dengan memuji-muji Jokowi menangani pandemi.
Pujian itu lebih disebut sebagai menjilat di mata pengamat dan juga kelompok kritis. Paling tidak, sikap Prabowo itu dianggap bukan sebagai pemimpin yang baik.
“Tidak ada pernyataan pembelaan Prabowo pada penderitaan rakyat baik soal Vaksin, PPKM, pengangguran, TKA China, hutang luar negeri, pembunuhan 6 laskar, penzaliman kepada HRS, serta penistaan agama. Bungkam seribu bahasa,” kata Pemerhati Politik dan Kebangsaan M Rizal Fadillah dalam opininya yang viral, Senin (30/8/2021).
Sejatinya, Prabowo jangan berpikir untuk menjadi Presiden melalui kompetisi yang ketiga kalinya. Puncak kepercayaan rakyat adalah Pilpres 2019 lalu.
“Wajah Prabowo sudah semakin jelas kerut-kerutnya karena usia ataupun kerutan sikap politiknya. Rakyat bukan bicara bagaimana kemungkinan Prabowo dapat menang. Tetapi dengan asumsi menang dan menjadi Presiden pun Prabowo sulit mendapat dukungan penuh,” katanya.
Seperti ramai diberitakan, Ketua Umum Partai Gerindra ini memuji habis Jokowi di atas mimbar dan disaksikan Jokowi dan tujuh ketua umum Parpol koalisi di Istana Negara pada 25 Agustus lalu.
Ketika sudah memuji demikian, kata Rizal
Fadillah, maka harapan adanya gebrakan untuk mengingatkan jalannya pemerintahan yang sudah terantuk-antuk adalah sebuah ilusi.
“Gebrakan meja hanya cerita masa lalu saat bersama rakyat. Kini di tempat yang jauh dari perasaan keadilan rakyat, Prabowo memang sedang menggebrak-gebrak angin,” jelasnya.
Dia mengatakan, timbul tenggelam bersama rakyat itu dibuktikan dengan rakyat yang tenggelam dan Prabowo yang timbul.
“Namun sebenarnya Prabowo juga sedang tenggelam bersama tenggelamnya kapal selam Nanggala-402 yang hingga kini tak ada cerita. Nyawa 53 orang seperti sia-sia,” pungkasnya. (bes)
Komentar