TILIK.ID — PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) sebagai salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia menjawab tantangan pandemi dengan mengoptimalkan teknologi khususnya dalam cakupan media digital.
Menggunakan platform social media dan platform meeting online, Tugu Insurance secara rutin melaksanakan berbagai edukasi literasi yang bertujuan membekali publik dengan pengetahuan mengenai pengelolaan finansial khususnya dalam hal pengelolaan risiko dan juga mengenai produk asuransi.
Demikian disampaikan Inadia Aristyavani selaku Regulator & Public Relations Dept. Head PT Tugu Incurance dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa (3/8/2021).
“Program kerja Tugu Insurance ini tentu cocok dengan lanskap Indonesia yang memiliki tingkat penetrasi internet yang tinggi, bahkan tercatat hampir 202,6 juta pengguna internet di Indonesia pada awal 2021,” katanya.
Selama semester 1, Tugu Insurance telah melakukan edukasi literasi keuangan kepada lebih dari 3.000 orang. Edukasi disampaikan melalui berbagai kegiatan online, dimana kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan awareness terhadap asuransi, namun juga mengajarkan hal yang lebih mendasar terkait pengelolaan resiko yang bekerjasama dengan beberapa instansi salah satunya Bursa Efek Indonesia, Pertamina Retail dan PT Bussan Auto Finance (BAF).
Selain melakukan edukasi literasi asuransi Tugu Insurance juga menggencarkan kegiatan inklusinya melalui pengembangan sistem penjualan menggunakan platform digital termasuk juga berkolaborasi dengan berbagai platform digital lainnya untuk mempermudah publik melakukan pembelian produk asuransi Tugu Insurance.
Dikatakan, saat ini produk Tugu Insurance dapat dibeli langsung dengan mudah melalui website tugu.com atau melalui jaringan t-friends yaitu tenaga penjual Tugu Insurance yang sudah dilengkapi dengan sales tools yang ter-install dalam smartphone yang dimilikinya.
“Selain itu, produk Tugu Insurance saat ini juga dapat dibeli melalui berbagai platform online seperti Lifepal, Pasar Polis, Fuse, dan Qoala,” bebernya.
Tentunya dengan rangkaian program yang dilaksanakan oleh Tugu Insurance ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan literasi dan inklusi asuransi di seluruh Indonesia sehingga masyarakat Indonesia dapat lebih baik lagi dalam mengelola keuangannya.
Menurut dia, literasi dan inklusi perasuransian di Indonesia masih terbilang rendah. Berdasarkan survey nasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2019, persentase inklusi keuangan perasuransian masih berada di angka 13,15 persen. Angka ini naik tipis dari 12,1 persen pada tahun 2016.
Sementara itu, literasi perasuransian meningkat dari 15,8 persen di tahun 2016 menjadi 19,40 persen. Meski demikian, literasi perasuransian masih tertinggal jauh apabila dibandingkan sektor perbankan yang mencapai 36,12 persen di tahun 2019.
Pandemi yang masih berlangsung saat ini memaksa perusahaan asuransi untuk melakukan perubahan dalam upayanya melakukan literasi dan inklusi asuransi kepada masyarakat.
Kegiatan literasi dan inklusi yang sebelumnya sering dilaksanakan dengan cara berkumpul dan bertemu fisik saat ini sudah tidak bisa dilakukan dikarenakan adanya peraturan pembatasan kegiatan.
Tentunya tantangan yang muncul bila dipergunakan dengan baik akan menjadi suatu kesempatan bagi perusahaan untuk mengubah keseluruhan kegiatannya menjadi lebih efektif dan efisien. (als)
Komentar