Peneliti Khawatir Vaksin Berbayar Bisa Kurangi Ketersediaan Vaksin Gratis

TILIK.ID — Pemerintah mulai hari ini membuka vaksinasi berbayar melalui PT Bio Farma. Vaksinasi berbayar itu disebut Vaksinasi Gotong Royong. Namun banyak pihak khawatir dengan vaksin berbayar tersebut.

Salah satu kekhawatiran itu adalah Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Andree Surianta. Dia menilai program vaksinasi berbayar untuk individu berpotensi mengancam ketersediaan vaksin gotong royong gratis untuk karyawan.

“Membuka opsi berbayar untuk individu memang bisa mempercepat program vaksinasi, tetapi kalau skemanya vaksin gotong royong juga, maka otomatis ketersediaan stok untuk karyawan swasta berkurang,” ucap Andree dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Harga vaksin yang mahal dan ketidakpastian jadwal pengiriman vaksin membuat beberapa perusahaan ragu-ragu untuk menyelenggarakan vaksinasi gotong royong. Dengan vaksin berbayar, perusahaan yang ragu berpotensi membatalkan pelaksanaan vaksinasi gotong royong gratis untuk karyawan mereka.

“Jadi alih-alih meningkatkan jumlah yang divaksinasi, yang terjadi sebenarnya adalah pergeseran peserta dari perusahaan ke individu,” imbuh Andree.

Sebelumnya, Kementerian BUMN mengharapkan Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu dapat membantu mempercepat pembentukan kekebalan komunal atau herd immunity.

BACA JUGA :  Dikritik Keras, Vaksin Berbayar Akhirnya Dibatalkan

Anggota Komisi IX DPR Aliyah Mustika Ilham mengeritik keras program vaksinasi komersial pemerintah. Aliyah Mustika menyebut, program vaksinasi berbayar seperti lari tanggungjawab untuk membantu masyarakat golongan bawah.

“Vaksin itu gratis, kesehatan rakyat itu tidak untuk dikomersialkan. Seharusnya vaksin ini itu tidak dijual bebas,” kata Aliyah melalui keterangan resminya dari Makassar, Ahad (11/7/2021).

Dikatakan, keputusan mengomersialkan vaksin tentu tidak mencerminkan kepedulian kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

“Seharusnya vaksin tersebut dihadirkan pemerintah dengan tidak memungut tarif ke masyarakat, apalagi dengan berdalih istilah vaksinasi gotong royong,” katanya.

Seperti diberitakan, pemerintah menyediakan 1,5 juta vaksin berbayar dengsn tujuan mempercepat agar vaksinasi berjalan dengan baik dan cepat. Sasaran VGR ini adalah perusahaan dan individu di mana bisa memilih vaksin yang harganya sesuai dengan kemampuan mereka. (als)

Komentar