TILIK.id, Jakarta — Kudeta yang dilakukan militer terhadap pemerintahan sipil yang terpilih melalui pemilu demokratis merupakan keputusan ilegal yang membuat Myanmar mundur dalam berbangsa dan bernegara.
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Dr Sarbini Abdul Murad dalam keterangannya mengatakan, MER-C sebagai organisasi kemanusiaan bersama Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) sudah berupaya merekat persatuan dan kebersamaan antara umat Budha dan Muslim di sana dengan membangun rumah sakit di Myanmar.
“Keputusan membangun Rumah Sakit Indonesia tepatnya di negara bagian Rakhine (Rakhine State) adalah wujud kepedulian kami dalam merekatkan persaudaraan antar umat beragama di Myanmar,” katanya dalam siaran tertulis, Selasa (2/2/2021).
Dikatakan, langkah kudeta yang dilakukan oleh militer menimbulkan keprihatinan kami akan kelangsungan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine.
“MER-C meminta kepada pihak militer menghormati hasil pemilu dan menghormati supremasi sipil,” tambah Sarbini.
MER-C menghimbau terutama kepada ASEAN untuk memastikan agar militer Myanmar tidak melakukan langkah yang berlebihan terhadap etnis Rohingnya dan warga negara lainnya sehingga tidak terjadi bencana kemanusiaan yang hebat.
“Selanjutnya kami minta agar bantuan Indonesia seperti sekolah dan rumah sakit agar tetap sebagaimana mestinya,” pungkas dr Sarbini. (lms)
Komentar