TILIK.ID – Politisi kawakan yang juga kader Golkar HM Sofhian Mile tampil sebagai narasumber di program Tilik Bang Sen di Channel Salam Radio, Rabu. Selain membahas soal penanganan Covid-19, juga sedikit menyingggung demokratisasi di tengah pademi.
Mantan anggota DPR RI tiga periode ini mengatakan, yang mahal delam demokrasi adalah membuka ruang dialog dan menerima perbedaan pendapat. Ketika ruang dialog tertutup, maka lonceng kematian demokraso sudah berdentang.
“Dalam demokrasi, yang paling mahal itu ruang untuk berdialog. Di situ ada perbedaan pendapat, ada perbedaan konsep, dengan pendekatan baik secara empiris maupun akademis,” katanya
Namun ketika kemudian ruang itu diperkecil, apalagi sudah ditutup ruang itu, maka itu adalah lonceng kematian bagi demokrasi. Oleh karena itu, ruang perbedaan ini harus dibuka, bukan malah menjelekkan yang berbeda.
Di tengah pandemi ini, banyak sekali perbedaan pandangan. Ada dokter yang mungkin tidak sependapat dengan pemerintah, bukan pendapatnya yang didebat, tapi personalnya yang dibully.
Selain banyaknya perbedaan pendapat, juga makin banyak protes-protes dari masyarakat, misalnya penutupan masjid, tempat ibadah, adanya perlawanan pedagang yang lapaknya digusur, soal pilihan vaksin dan lain-lain.
Perbedaan-perbedaan itu, terima atau tidak, marupakan dinamika yang harus terus dijaga agar alam demokrasi tumbuh dan berkembang.
Karena itu, mantan anggota DPR RI dari Golkar selama tiga periode ini mengajak kepada semua untuk introspeksi diri, untuk bersama-sama mengatasi masalah-masalah besar bangsa ini, terutama fokus pada kesehatan dan keselamatan rakyat Indonesia.
“Dengan tidak abai pada masalah-masalah masyarakat, maka kepercayaan
rakyat pada government, pada parlemen, akan menjadi lebih baik,” katanya.
Simak pandangan mantan Bupati Luwuk Banggai Sulawesi Tengah pada video di atas. (lam)
Komentar