Dukungan Habib Rizieq dan JK Bisa Muluskan Anies di Pilpres 2024

TILIK.id, Jakarta — Habib Rizieq Shihab (HRS) pulang ke Tanah Air membawa spekulasi politik. Salah satunya untuk mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Tak hanya HRS, JK pun dianggap ikut mengusahakan kepulangan HRS agar bisa bersama mendukung Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 mendatang.

Namun spekulasi politik itu belum pasti kebenarannya. Bahwa kemungkinan itu terjadi memang iya, sebagaimana peristiwa di 2017 yang lalu di mana HRS dan JK menjadi pendukung utama Anies-Sandi melawan Ahok-Djarot.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, spekulasi adanya motif kepulangan HRS untuk mendukung Anies di Pilpres 2024, mungkin saja terjadi.

“Sebab, menengok kebelakang, saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 silam, HRS pun berperan memenangkan Anies melawan rivalnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok,” kata Ujang seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (13/11/2020).

Namun menurut Ujang, dukung mendukung dalam kontestasi politik adalah hal yang biasa saja. Hal sama juga dengan JK, bisa wakil presiden ke 10 dan 12 itu kembali mendukung Anies di 2024 sebagaimana di Pilkada DKI yang lalu.

BACA JUGA :  Relawan ANies Kabupaten Bogor Konsolidasi, Persiapkan Deklarasi

Ujang menceritakan, kekerabatan Anies dan JK memang sudah terjalin sejak Anies menjadi Rektor Universitas Paramadina 2007 silam. Anies menjabat rektor diyakini Ujang berkat peran JK juga.

Dukungan JK kepada Anies kemudian datang lagi saat Anies mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ketika itu
JK sebagai wakil presiden menelepon Pak Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra untuk dukung Anies. Lalu bergeraklah Aksa Mahmud (ipar JK).

Kedekatan JK dan Anies, menurut dia, karena keduanya sama-sama ada di dalam naungan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Yang mungkin juga, keduanya memiliki kesamaan pandangannya di dunia politik.

Jika Anies berencana maju di Pilpres 2024 dengan dukungan JK dan Rizieq, itu merupakan keuntungan yang besar untuk Anies. Tapi, Ujang menyarankan, sebaiknya peta politiknya jangan sampai terbaca oleh lawan. (lmf)

Komentar