Kampanye Anies di Samarinda: Ketimpangan Harus Dibereskan

TILIK.ID — Calon presiden nomor 1 Anies Baswedan kembali melakukan kampanye terbuka di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (7/2/2024). Pulihan ribu pendukung tumpah ruah di di Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda.

Mantan Mendikbud RI itu datang dan menyapa warga Samarinda didampingi calon ibu negara Fery Farhati dan putrinya, Mutiara Annisa Baswedan.

Kampanye Anies di Samarinda ini adalah kali keduanya. Sebelumnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu berkampanye di Samarinda pada 11 Januari 2024 lalu.

Diketahui, Anies datang kampanye di suatu daerah tidak sekali saja. Anies selalu datang kembali ke daerah yang pernah ditanginya. Tujuannya adalah menguatkan lagi apa yang pernah disampaikan.

Anies dalam kampanye di Samarinda kali ini kembali menegaskan perlunya perubahan. Dasar untuk melakukan perubahan oleh karena besarnya ketimpanggan di negara ini.

Anies ingin masalah besar ini diselesaikan dengan jalan perubahan. Anies memastikan ketimpangan antara kota dan desa, antata pusat dan pelosok, antara kaya dan miskin, antara yang terdidik dengan yang tidak bekesempatan diddik.

BACA JUGA :  Aktivis Ini Minta Anies Baswedan Penjarakan Koruptor di Pulau Terpencil

“Apakah ini perlu diteruskan?” tanya Anies kepada puluhan ribu pendukung dan simpatisannya.

“Tidaaaak!!” jawab hadirin.

Anies mengatakan betapa ketimpangan itu tidak pernah dibereskan. Dia kemudian menceritakan pada 1994 saat mahasiswa dirinya ke Kalimantan Timur untuk melatih pemuda di kampung terpencil, yang menuju lokasi saja ada yang berhari-hari lewat laut.

“Pada saat itu saya menyaksikan dari dekat apa yang disebut dengan ketimpangan,” katanya.

Anies mengatakan peristiwa itu terjadi 30 tahun lalu dari 1994. Dan 30 tahun kemudian saat kita berkumpul di sini, problem itu belum terselesaikan. Banyak masalah di negeri ini bukan masalah yang sulit diselesaikan.

“Saya beri contoh, sering kan kita menyaksikan jalan yang aspalnya rusak bertahun-tahun. Pertanyaannya, sulitkah memperbaikinya?” kata Anies bertanya.

Intinya tidak sulit menyelesaikan jalan rusak. Ada yang disebabkan kolusi, ada yang disebabkan karena abai, tidak dianggap penting, tidak dikerjakan, tidak ada alokasi anggaran.

“Masalah ketimpangan bukan masalah yang rumit, tapi masalah perhatian. Tidak menjadi perhatian, sehingga masalah menahun tidak pernah selesai,” kata Anies.

BACA JUGA :  Anies, ‘Filsafat Bukuem’, dan Feeling Politik Surya Paloh

Apakah ini masalah ini harus dibiarkan? Apakah masalah ketimpangan mau diteruskan? Anies mengatakan tidak. Harus dihentikan. Harus dengan perubahan.|••

Komentar