Dari Surabaya Untuk Indonesia, Deklarasi Keluarga Besar Alumni ITS Pro Perubahan


Oleh: Isa Ansori
(Akademisi dan Kolumnis, Tinggal di Surabaya)

PILPRES 2024 yang tinggal 10 hari lagi ini nampaknya membuat tekanan Istana kepada pasangan AMIN tak semakin kendor, justru semua kekuatan semakin dikerahkan.

Pasangan AMIN ini ibarat batu karang di tengah lautan, semakin deras tekanan ombak dan gelombang, AMIN tegak seperti karang, semakin bersinar dan semakin berkilau memancarkan sinar putihnya yang cemerlang.

Tekanan istana yang bertubi tubi, mulai dipersulitnya izin kampanye, diintimidasinya para penyedia layanan yang mendukung suksesnya kampanye, seperti listrik mati, dilarangnya izin tempat dan izin transportasi serta penggunaan instrumen hukum dan aparat untuk menekan siapapun yang mendukung pasangan ini.

Praktik congkak dan arogansi kekuasaan inilah yang membuat hati nurani para akademisi, gubes, dan alumni terpanggil untuk melawannya.

Deklarasi akademisi UGM, UI, Universitas Muhammadiyah dan UII serta kampus kampus lain di belahan wilayah Indonesia nampaknya tak lengkap kalau kampus kampus di Surabaya belum melakukan itu, mengingat Surabaya sebagai salah satu barometer pergerakan sebagaimana yang pernah terjadi dalam sejarah pergerakan.

BACA JUGA :  Merindukan Kepemimpinan Soeharto

Praktek culas bernegara yang dipertontonkan ini mulai mengusik kegerahan hati nurani para civitas akademika alumni ITS Surabaya, mulai dari para dosen dan gubesnya serta para alumninya. Dan hari ini, Sabtu, 3 Februari 2024 kecemasan itu ditumpahkan dalam sebuah deklarasi Keluarga Besar Alumni ITS Pro Perubahan.

Resonansi gerakan yang mencemaskan praktek culas pemerintahan Jokowi yang mengobrak abrik tatanan bernegara, melanggengkan politik dinasti, menyalahgunakan kekuasaan nampaknya mengusik hati nurani dan akal budi mereka. Meski mereka dituduh oleh Istana sebagai akademisi partisan tapi itu tak menyurutkan mereka untuk menabuh genderang perang moral dan etik. Bagi mereka tuduhan Istana tak lebih hanya sebuah kepanikan yang dipertontonkan.

Deklarasi yang ditempatkan di rumah pemenangan AMIN menunjukkan garis tegas bahwa alumni ITS pro perubahan mengambil sikap berhadapan terhadap praktik culas pemerintahan Jokowi yang menurutnya sudah tak lagi berpihak pada rakyat.

Sikap tegas para alumni ITS ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh para alumni Universitas Muhammadiyah yang tegas mengatakan pemilu tanpa pasangan oligarki dan dinasti politik, Prabowo-Gibran. Bahkan mereka dengan tegas mengatakan jangan pilih pasangan nomor 02.

BACA JUGA :  Selamat Datang Peradaban Baru

Gerakan moral melawan arogansi Istana yang dilakukan oleh para akademisi dan guru besar serta keluarga besar alumni adalah sebuah sikap menangkap kegetiran yang terjadi di masyarakat. Ada kewajiban bagi mereka untuk menyuarakan itu semua. Sehingga resonansi suara yang digaungkan tentang perubahan semakin membuat panik Istana dan kroni-kroninya.

Gerakan perlawanan yang dilakukan oleh para alumni ITS dan Gubes-nya yang tergabung dalam Keluarga Besar ITS Pro Perubahan diharapkan akan menjadi inspirasi bagi kampu- kampus di Surabaya, mengingat Surabaya adalah basis gerakan perlawanan rakyat semenjak masa perang kemerdekaan.

Perlawanan 10 November 1945, gerakan reformasi yang dilakukan oleh kampus-kampus Surabaya dan massa rakyat, adalah contoh nyata, sehingga kehadiran kampus kampus Surabaya beserta para alumninya seperti Unair, Unesa, Uinsa, UPN dan kampus-kampus lain adalah sebuah keharusan akan keterpanggilan nurani.

Tak ada pilihan bagi kita yang mencintai NKRI dan merawat demokrasi, reformasi adalah pemisah tegas demokrasi dan otoritarianisme Orde Baru, perubahan adalah pelanjut cita cita reformasi yang kini dimulai oleh praktik otoritarianisme rezim Jokowi. Dan kini jelas praktek culas itu akan dilanjutkan oleh boneka Jokowi dan anaknya yang berada di paslon dukungannya.

BACA JUGA :  Presiden Lempar Handuk?

Pemilu pilpres yang tinggal 10 hari lagi ini adalah pertaruhan demokrasi Indonesia, akankah dibiarkan mati dijarah oleh praktek culas Istana dengan paslon yang didukungnya ataukah kita rebut kembali.

Perubahan adalah keniscayaan, sehingga siapapun yang tak ingin tergilas dengan arus zaman, bersiaplah berdiri dalam gerakan perubahan bersama pasangan AMIN, pasangan nomor 1, Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Surabaya, 3 Februari 2024

Komentar