Mahasiswa Minta Penyelenggara Negara Tidak Menjadi Contoh Buruk Bagi Generasi Muda

TILIK.ID — Mahasiswa yang tergabung dari Duta Perubahan ANIES Kalimantan Selatan meminta penyelenggara negara di semua tingkatan untuk netral. Aparat negara yang tidak netral menurut mahasiswa adalah contoh buruk bagi generasi muda.

“Jujur saya cukup ironi, ini (dugaan aparat negara tidak netral) sangat mencederai demokrasi kita, ini juga contoh buruk bagi generasi muda,” ucap Muhammad Fajrianur mewakili kelompok mahasiswa Kalimantan Selatan, Selasa (16/1/2024).

Mahasiswa Fakultas Hukum salah satu universitas di Banjarmasin ini mengungkapkan, sudah banyak sekali informasi dugaan pelanggaran netralitas penyelenggara negara. Ini terjadi di semua tingkatan mulai dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah desa.

“Kalau ini terstruktur tentu sangat mencederai. Aparat yang mendapat amanah dari masyarakat, mendapatkan gaji dan fasilitas dari uang rakyat justru berpihak dan mengkhianati rakyat. Kami minta penyelenggara pemilu KPU dan Bawaslu untuk bertindak,” ungkapnya.

Fajri menegaskan, jika ketidaknetralan penyelenggara negara dan kecurangan pemilu ini dibiarkan maka akan menjadi contoh buruk kedepan. Ia menilai, kualitas demokrasi akan terus menurun jika dibiarkan terus.

BACA JUGA :  Ketum PB Al Khairiyah: Giring, Jangan Hina Anies Baswedan

“Kalau kondisi tersebut dianggap normal dan dibiarkan terus berulang, kami menentang dengan keras. Dan ini menjadi contoh buruk bagi generasi kami dan bahkan bisa saja akan diikuti generasi berikutnya,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Kartika Putri. Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Banjarmasin ini menilai perilaku tim pasangan calon yang menyalahgunakan kekuasaan tak patut dicontoh. Apalagi, hal itu dilakukan dengan memberikan uang.

“Kami mendengar informasi tim paslon memberikan insentif kepada orang-orang tertentu di desa hingga ke RT dan TPS, kalau ini benar kami minta Bawaslu segera bertindak,” tegasnya.

Krisis Keteladanan

Jubir Darat Timnas AMIN Wilayah Kalsel H Martinus menegaskan, penyelenggara negara sudah sepatutnya menjadi contoh bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda. Saat ini, menurut Martinus, ada krisis teladan dari pemimpin dan para penyelenggara negara.

“Jangan sampai krisis keteladanan ini dibiarkan terus dan pemilu ini menentukan langkah kita kedepan,” cetusnya.

Terkait dugaan kecurangan yang dilakukan paslon tertentu, Martinus mengajak semua kontestan yang berlaga baik di pilpres maupun pileg di semua tingkatkan untuk instrospeksi diri. Jika memiliki gagasan, visi misi yang jelas dan rekam jejak yang baik, maka tanpa kecurangan pun masyarakat akan memberikan amanah kepadanya. Bahkan masyarakat yang menyumbangkan harta, tenaga dan waktunya untuk memenangkan calon pemimpin tersebut.

BACA JUGA :  Kalahkan La Nyalla, Sultan Najamudin Terpilih Jadi Ketua DPD RI 2024-2029

“Jadi saya kira masyarakat kita sudah cerdas dan bisa menilai, kalau main curang berarti calon pemimpin itu merasa dirinya tidak punya gagasan dan rekam jejak yang baik sehingga tidak percaya diri bakal menang,” tandasnya. | lis

Komentar