Jakarta International Stadium dan Mereka yang Tak Terlihat Kamera


by: Geisz Chalifah

MARUF Syafingi dari Kebumen dan Andi Azhari, dua orang itu adalah para pekerja di antara ribuan para tenaga kerja lokal Indonesia lainnya.

Mereka yang siang malam bercucur keringat ketika Stadion itu mulai dibangun. Para ribuan pekerja itu tak tersorot oleh kamera televisi tidak diliput oleh media manapun.

Namun dari tangan-tangan mereka yang terampil mengolah pembesian, mengaduk semen, menganyam lalu memasangkan rangka besi maupun menyusun satu demi satu batu-bata ataupun selcon yang sering juga disebut hebel.

Melalui tenaga dan cucuran keringat dari pekerja kasar hingga para arsitek maupun Insinyur hebat itu seluruhnya adalah anak bangsa indonesia.

Kepada mereka yang tak terlihat kamera tak muncul namanya di media namun ada torehan tangan dan keringat mereka yang menjadikan sebuah bangunan megah di Jakarta.

Setelah “panggung” itu selesai para ribuan tenaga kerja itu tak ada lagi disana, lalu secara tiba-tiba banyak tokoh ingin menaruh tanda tangan di panggung itu dengan membuat berbagai drama lebih dahulu. Panggung besar itu bernama Jakarta International Stadium (JIS).

BACA JUGA :  9 Tokoh Oposisi dan Koalisi Kebangsaan

Kepada mereka yang telah meninggalkan keluarga di kampung, bekerja siang malam mempersembahkan sebuah karya megah yang akan dikenang sepanjang masa. Kepada semua itu tanpa terkecuali saya mengucapkan terimakasih.

Salam hormat sejuta respek kepada seluruh tenaga kerja Indonesia yang menjadikan sebuah karya anak bangsa tampil gagah di panggung dunia.

Komentar