by Tony Rosyid
(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)
KETERLALUAN! Kerja buzzer sudah keterlaluan. Gak peduli etika, membuang moral, gak takut dosa. Setiap hari bikin konten untuk menebar fitnah. Terus lakukan framming buruk tentang Anies. Mereka dibayar memang untuk kerja ini.
Ini bukan soal Anies. Tapi ini soal moral dan etika politik yang sudah benar-benar dirusak dengan tontonan yang melampui batas wajar.
Kasihan rakyat! Setiap hari mendapat suguhan fitnah. Pagi, siang, sore hingga petang, medsos dibanjiri kampanye hitam. Tanpa menyadari, banyak juga yang terpengaruh. Termasuk anda.
Ruang publik berantakan. Logika dan akhlak rakyat terus menerus dirusak oleh segelintir orang yang hanya tahu soal “proyek buzzer”. Makin menyedihkan bangsa ini.
Kasat mata dan terang benderang. Ada upaya sistemik untuk halangi Anies Baswedan nyapres. Publik sadar ini. Caranya?
Pertama, ganjal Anies melalui partai-partai. Bagaimana caranya partai-partai tidak mencalonkan Anies. Salah satunya munculnya KIB (Koalisi Indonesia Bersatu). Ini dibaca publik sebagai “manuver kasar” untuk ganjal Anies nyapres.
Bagi PPP dan PAN, mana mungkin mereka tidak dukung Anies. Para kader di bawah dan konstituennya meminta partainya mengusung Anies, bukan yang lain. Mereka sadar, jika tidak ikuti aspirasi konstituen, suara partai akan habis. Pertanyaannya; mengapa mereka bikin KIB? Diduga kuat ada pihak yang menekan. Kasihan dua partai ini. Seperti akan dijadikan tumbal untuk sebuah arogansi.
Kedua, cari terus kesalahan Anies, sampai bisa jadi tersangka. Satu saja kesalahan didapat, ini akan jadi jurus pamungkas untuk menghentikan Anies nyapres. Jika ini benar-benar dipaksakan, kita tidak tahu bagaimana nasib perpolitikan di Indonesia kedepan. Wajah demokrasi akan semakin gelap. Siapa yang kuat akan semakin leluasa berbuat semaunya. Negeri ini akan berjalan semakin menyimpang.
Ketiga, hajar Anies di media. Buat opini bahwa Anies berbahaya. Framming bahwa pendukung Anies itu eks HTI, FPI dan eks napi teroris. Pendukung Anies itu radikal. Mereka sebarkan terus ke publik untuk pengaruhi banyak orang.
Kata Anies: Tunjukkan satu saja kebijakan Anies yang intoleran, radikal dan diskriminatif. Satu saja. Kalau anda gak bisa buktikan, kenapa anda masih terus menuduh? Kenapa anda masih ikut viralkan fitnah itu?
Untuk kerja dan bikin framming negatif seperti itu tidak cukup dengan biaya ratusan juta. Gak cukup!. Itu butuh dana miliaran. Lalu siapa yang bisa menyediakan uang miliaran itu? Yang pasti bukan nenek anda.
Patungan para relawan? Dobol! Trimedya, kader PDIP sudah mulai bongkar-bongkar siapa pendana di balik para buzzer itu. Dia merasa gerah.
Tiga strategi yang kasar, kontra demokrasi dan cenderung kejam ini sepertinya akan terus dilakukan untuk memastikan Anies tidak bisa nyapres. Ini adalah cara-cara yang tidak elegan. Kasar dan merusak demokrasi.
Kenapa ini semua dilakukan? Karena Anies diyakini potensial menang di pilpres 2024. Kalau gak potensial menang, gak akan ada pihak-pihak yang kerja keras untuk jegal Anies.
Kenapa takut kalau Anies jadi presiden? Karena bisnis oligarki terancam. Hanya itu jawabannya. Bukan negara yang terancam. Oligarki yang terancam! Kenapa terancam? Karena banyak dari bisnis mereka yang melanggar dan menabrak aturan. Paham?
Simple cara membuktikan jawaban ini. Selama Anies menjadi Gubernur DKI, adakah kerugian negara akibat kebijakan Anies? Gak ada!
Selama Anies menjadi gubernur, adakah kerugian oligarki atas kebijakan Anies? Banyak!
Anda ingat pulau reklamasi yang disegel? Anda ingat Alexis yang ditutup? Anda ingat kepengurusan apartemen yang diambil dari pengembang dan diserahkan ke penghuni, yang notabene rakyat kecil? Anda ingat air bersih yang diambil oleh PT PAM JAYA dari penguasaan oligarki selama puluhan tahun, kemudian disubsidikan hingga 80 persen ke rakyat? Itu semua untuk siapa? Rakyat! Tentu, itu merugikan oligarki.
Anies pasang badan dan ambil risiko. Anies harus berhadap-hadapan langsung dengan mereka. Anies harus menghadapi pihak-pihak yang punya komitmen dengan mereka. Demi siapa? Demi anda yang masih sadar sebagai rakyat.
Sekali lagi, ini bukan tentang Anies. Ini tentang siapa yang masih peduli terhadap negara ini.* Tentang siapa yang berani ambil risiko untuk menghadapi siapa saja yang berupaya merusak dan membahayakan negara ini. *Ini soal patriotisme dan nasionalisme. Ini soal keberpihakan siapa kepada siapa.
Kalau mau aman, Anies akan lebih aman jika mau terima kompromi dengan mereka. Terima suap ratusan milyar hingga triliunan. Tapi tidak. Anies memilih untuk selamatkan negara ini. Anies memilih berada bersama rakyat. Akibatnya, dia harus ambil semua risiko ini sendirian.
Dengan fakta ini, anda masih mau bilang Anies membahayakan negara? Kalau begitu, anda perlu ke psikiater.
Jakarta, 11 Juni 2022
Komentar