MER-C: Tutup Pameran dan Museum Holocaust Yahudi di Minahasa

TILIK.ID — Indonesia masih tetap pada prinsipnya menolak segala bentuk penjajahan. Palestina adalah salah satu negara yang secara faktual dijajah oleh Israel. Karena itu, Indonesia tetap pada sikapnya terus memutus hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu.

Ada catatan sejarah yang terkenal dengan sebutan peristiwa Holocaust. Dalam sejarah itu, Israel digambarkan sebagai bangsa yang tertindas meski sejarah itu masih menjadi polemik.

Orang-orang Yahudi terus menggunakan peristiwa Holocaust untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia. Salah satunya dengan menggelar pameran foto sejarah dan pendirian museum Holocaust di Tondano, Sulawesi Utara.

Hal itu diyakini betul oleh organisasi kemanusiaan yang selama ini gigih membantu kemerdekaan Palestina, yakni MER-C. Bahwa secara tidak langsung hal ini merupakan upaya membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

“Ini prolog yang ingin disampaikan oleh orang-orang Yahudi minoritas bahwa ada peristiwa Holocaust menyedihkan yang pernah dialami bangsa Israel,” kata Ketua Presidium MER-C dr Sarbinj Abdul Murad, Jumat (27/1/2022).

Sarbini mengatakan, mereka ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa Israel adalah bangsa yang tertindas dan menderita,” ujar Sarbini.

BACA JUGA :  PGM Jabar Intruksikan “Madrasah Bergerak”, Lawan Penghapusan Madrasah dari RUU Sisdiknas

Walaupun Holocaust memang ada, namun menurutnya masih menjadi perdebatan sejarah mengenai jumlah orang Yahudi yang menjadi korban.

“Mereka ingin mengetuk dan membuka hati rakyat Indonesia dengan informasi-informasi semacam ini. Targetnya diharapkan ke depan rakyat Indonesia tidak akan menolak pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel,” katanya.

Karena itu dr. Sarbini Abdul Murad menyayangkan diselenggarakannya pameran foto sejarah Holocaust dan pembukaan Museum Holocaust di Indonesia pada Kamis/27 Januari 2022.

Sarbini juga meminta kegiatan tersebut dihentikan dan museum yang berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang dibangun oleh pengusaha Indonesia berdarah Yahudi, Yaakov Baruch segera ditutup serta aktifitas-aktifitas serupa lainnya dilarang di Indonesia.

Dia meluruskan bahwa kita bukan memusuhi warga Yahudi. Namun yang kita tentang adalah paham Zionisme yang identik dengan kolonialisme dan rasialisme.

Menurut Sarbini, justru yang terjadi sekarang adalah sebaliknya, “Israellah yang tengah melakukan Holocaust terhadap rakyat Palestina!”.

Untuk itu, ia berharap Pemerintah Indonesia konsisten dengan dukungan dan pembelaan terhadap Palestina, yang berarti hal-hal seperti ini harus dianggap sebagai suatu aktifitas ilegal.

BACA JUGA :  Konflik Palestina-Israel, Bukan untuk Diratapi, tapi Diakhiri

“Pendirian museum dan pameran foto Holocaust yang berlangsung di Minahasa melukai sejarah dan perjuangan rakyat Indonesia yang selama ini selalu bersama Palestina dan mendukung perjuangan bangsa Palestina,” ungkapnya.

“Pemerintah Indonesia jangan di satu sisi membela Palestina, namun di sisi lain membiarkan ada orang-orang yang melakukan upaya-upaya yang bertentangan dengan aspirasi pemerintah dan rakyat Indonesia untuk Palestina. Pemerintah harus melarang aktifitas-aktiftas serupa di Indonesia,” harapnya.

Sarbini juga menyayangkan kehadiran Duta Besar Jerman untuk Indonesia pada acara tersebut. “Tidak tepat kehadiran Dubes Jerman karena Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan rakyat Indonesia mendukung perjuangan Palestina. Jangan sampai hal-hal seperti ini mengganggu hubungan dengan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Sekali lagi Sarbini juga mengingatkan agar pemerintah dan rakyat Indonesia jangan sampai kecolongan, “Museum Holocaust dan Pameran Holocaust harus ditutup,” tegasnya. (lms)

Komentar