TILIK.ID — Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau lebih akrab dipanggil Bang Yos bercerita banyak di Channel Geisz Chalifah dan Ancol TV, Jumat.
Geisz Chalifah mengangkat dua peninggalan Bang Yos di Jakarta. Yaitu Busway dan menyulap lokalisasi Kramat Tunggak menjadi Islamic Center.
Dalam perbincangannya dengan Geisz Chalifah, Bang Yos mengutarakan bagaimana ia memulihkan Jakarta dari huru hara politik tahun 1998 yang ditandai pergantian rezim Orde Baru. Jakarta saat itu seperti luluh lantak, roda ekonomi stagnan, dolar tembus Rp 15 ribu per 1 USD.
Bang Yos dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 1997. Enam bulan kemudian terjadi krisis ekonomi dan berdampak pada krisis politik, kemudian menjadi krisis multidimensi. Jakarta tidak aman, penjarahan terjadi, ekonomi stagnan, APBD DKI waktu itu hanya Rp 1,7 triliun.
Menurut Bang Yos, enam Duta Besar negaea sahabat datang dan mengancam hengkang jika Jakarta masih tidak stabil. Karena itu, Bang Yos mengambil langkah dengan melakukan shock therapy.
Shock therapy diperlukan karema situasi Jakarta yang tidak terkendali. Penjarahan masih terjadi, situasi kota masih rawan. Karena itu, Bang Yos memerintahkan siapa pun yang menjarah tembak di tempat, dengan catatan jangan ada yang mati.
Setelah Jakarta stabil dan normal kembali, Bang Yos sudah bisa berpikir tenang. Sampai 2002 APBD DKI melesat dari 1,7 triliun menjadi 9,6 triliin. Namun masalah klasik macet, banjir, dan kependudukan tetap terjadi.
Untuk mengatasi macet, transportasi dibanahi dengan solusi Busway meskipun harus berhadapan dengan DPRD DKI. Busway lolos dan menjadi program lanjutan Gubernur Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok, Jarot dan Anies Baswedan.
Dalam wawancaranya, Bang Yos selanjutnya menceritakan bagaimana proses penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara Kramat Tunggak. Lalu disulap menjadi Jakarta Islamic Center.
Lokasi Kramat Tunggak semula jauh dari perkampungan. Namun di era kepemimpinannya Kramat Tunggak sudah menjadi penyakit sosial dengan beragam masalah sosial ekonomi yang ditimbulkannya.
Bang Yos mengatakan, mereka menjalankan profesi itu karena masalah ekonomi. Mereka malakukan itu karena terpaksa. Jadi kalau diberi pekerjaan tentunya mau. Karena itu dibuatlah angket untuk menanyakan usaha apa yang akan dilakukan setelah lokalisasi ditutup.
Usaha-usaha yang dipilih akan diberi pelatihan yang dibiayai Pemprov DKI. Kemudian untuk modal usaha diberikan kredit tanpa bunga. Soal ini pun Bang Yos kembali berhadapan dengan DPRD DKI Jakarta.
Setelah semua beres, termasuk melibatkan dai sejuta umat, KH Zainuddin MZ, lokasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara itu pun ditutup. Akan tetapi banyak yang tidak tahu setelah ditutup mau dihangun apa di lokasi 11 ha tersebut.
Bang Yos kemudian mengumpulkan ulama dan tokoh masyarakat. Lalu menjelaskan bahwa di lokasi ini akan dibangun Islamic Center. Mereka pun mengucapkan syukur alhamdulillah. Air mata haru dan senang dengan keputusan Gubernur.
Geisz Chalifah yang mewawancarai Bang Yos pun mengaku merinding dengan kisah-kisah Kramat Tunggak itu.
Geisz pun lanjut menanyakan Monas, Ancol, dan Stadion JIS, serta kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan saat ini. Di sinilah mantan Pangdam Jaya itu mengatakan, bahwa Anies adalah sosok yang well educated., terpelajar, kekeluargaan, dan hubungan dengan orang baik.
Bang Yos mengaku hubungannya dengan Anies Baswedan sangat baik. Apalagi dirinya pernah menjadi Penasehat Gubernur di zaman Wakil Gubernur DKI masih Sandiaga Uno.
“Tapi sekali lagi, di mata saya dia tidak malu bertanya,” kata Bang Yos di tayangan Youtube Gesz Chalifah dan Ancol TV Channel, Jumat.
Monas, kata Bang Yos, dibenahi dengan baik. Hanya saran Sutiyoso, ikon Jakarta itu agar lebih dihijaukan lagi, agar nenjadi paru-paru kota. Karena, menurut Bang Yos Monas itu taman kota terbesar di dunia.
Sementara ketika mengomentari Jakarta International Stadium (JIS), Bang Yos angkat dua jempol. Bangga karena Persija punya homebase mewah dan modern, serta senang karena mimpinya terwujud oleh Anies Baswedan
“Dulu Persija adalah tim pinggiran kali, gak dianggap, gak dihitung. Tapi pada tahun 2000 keadaan berbeda, saya bina Persija. Saya melahirkan dan membidani suporter fanatik namanya Jakmania,” katanya.
Persija bangkit, Jakmania berdiri, kini bagaimana memikirkan bisa punya stadion sendiri, karena SU GBK adalah milik pemerintah pusat. Maka Bang Yos mengumpulkan pengusaha dan dapatlah tanah BMW.
“Cuman tanah itu diserahkan ke saya memang masih ada sengketa kecil-kecilanlah. Maka yang aku tandatangani ada catatannya, dalam waktu satu tahun tanah ini sudah ada sertifikatnya,” kata Bang Yos.
Belakangan, Bang Yos kaget. Tiba-tiba Anies Baswedan bikin JIS. Setelah JIS hampir jadi, Anies janji mengajak Bang Yos dalam peresmian stadion megah itu, namun Bang Yos mengaku sudah tidak sabar menunggu itu.
“Aku sudah tidak sabar menunggu itu, saya datang sendiri ke sana lihat-lihat itu sama dengan Direktur Jakpro. Memang baru kira-kira 95 persen, tapi saya lihat wah, aku terpaksa begini nih,” tutur Bang Yos dengan mengangkat dua jempolnya.
Terkait Ancol, Bang Yos menguraikan bahwa Ancol di masa lalu diharapkan bisa menjadi tempat rekreasi keluarga. Oleh karena itu dulu ada lapangan golf, ada hotel yang pantas, supaya semua dalam satu keluarga bisa bersama di Ancol.
“Saya senang Ancol maju, karena Ancol memang tempat rekreasi keluarga. Jadi kalau Anies melengkapi dengan mesjid apung, lebih hebat lagi kan?” pungkas Bang Yos. (ams)
Komentar