Mantan Atlet Sayangkan Merah Putih Tidak Dikibarkan di Piala Thomas

TILIK.ID — Tim Bulutangkis Merah Putih dan seluruh rakyat Indonesia bersuka ria. Itu setelah Piala Thomas 2020 kembali ke tanah air setelah 19 tahun dikuasai negara lain, utamanya China.

Indonesia terakhir juara Thomas Cup pada tahun 2002. Ahad WIB tadi, piala itu direbut kembali setelah menang 3-0 atas musuh bebuyutan China.

Namun di tengah kegembiraan itu, ada yang kurang lengkap. Yaitu tidak dikibarkannya bendera Merah Putih usai kejuaraan beregu putra bergengsi itu.

Bendera Merah Putih tidak dapat dikibarkan lantaran terkena sanksi WADA (Badan Antidoping Dunia). Sebagai gantinya bender PBSI lah yang dibarkan.

Mantan pebulutangkis nasional menyayangkan tidak dikibarkannya Merah Putih bersamaan dengan berkumandangnya lagu Indonesia Raya.

“Ironis, pada saat merayakan kemenangan Thomas Cup, Merah Putih tidak bisa berkibar, memalukan,” ujar mantan pemain ganda putra nasional Candra Wijaya seperti dikutip dari Antara, Ahad malam.

Candra, juara Olimpiade Sydney 2000 berpasangan dengan Tony Gunawan, adalah salah satu pemain yang ikut menjuarai Piala Thomas pada 2002, terakhir kali Indonesia memenangi kejuaraan dunia beregu putra tersebut.

BACA JUGA :  Anthony Ginting Terhenti di Senifinal, Hanya Berpeluang Dapat Perunggu

Hal senada disampaikan juara Olimpiade Athena 2004 Taufik Hidayat yang menyayangkan tidak bisa dikibarkannya Merah Putih di Ceres Arena, Denmark.

“Sangat disayangkan, rasanya seperti makan kurang garam. Biasanya kan Merah Putih dikibarkan bersamaan dengan lagu Indonesia Raya,” kata Taufik yang memuji para atlet dan ofisial tidak terpengaruh oleh kondisi tersebut dan tetap fokus bertanding.

“Saya yakin mereka sudah tahu kondisi ini, tetapi bagus mereka tidak terpengaruh. Biar masalah ini negara yang mikirin,” ujar Taufik yang menyebutkan bahwa bendera kebangsaan hanya dikibarkan di luar negeri pada saat kedatangan presiden atau ada atlet yang juara.

Taufik yang juga anggota tim Piala Thomas yang menjuarai 19 tahun lalu itu, berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah sanksi WADA tersebut.

“Saya berharap ini bisa cepat selesai. Pemerintah harusnya malu, dulu gembar-gembor ingin jadi tuan rumah Piala Dunia, tuan rumah Olimpiade, tapi ngurus kayak gini saja enggak bisa. Jangan sampai kita kayak Rusia,” ujarnya pula.

Sebelumnya diberitakan bahwa Indonesia bersama Korea Utara dan Thailand dinyatakan tidak patuh oleh Badan Antidoping Dunia (WADA), sehingga dijatuhi sanksi.

BACA JUGA :  Gregoria Gagal ke Perempat Final Bulutangkis Olimpiade Tokyo

Salah satu sanksinya adalah atlet dari tiga negara tersebut masih diizinkan turun di kejuaraan regional, kontinental, dan dunia, namun tidak bisa mengibarkan bendera nasional mereka selain di olimpiade.(lms)

Komentar