Kesalahan Tom Lembong Hanya Satu, Dia Percaya Kepada Kejujuran


Oleh: Geisz Chalifah

DIA lulusan Harvard University. Tom menempuh kuliah dalam bidang arsitektur dan perancangan kota. Dia memiliki jaringan dan reputasi internasional yang baik.

Dia memiliki kantor di Singapore, secara pebisnis dia sukses bahkan sempat memiliki jaringan bioskop BlitzMegaPlex.

Dia meminta ijin kepada istrinya untuk terjun ke dunia politik. Tom ingin berbagi pengetahuan untuk kemajuan bangsa. Alasan kepada istrinya: Tugas orang beriman adalah melayani dan memperbaiki kehidupan banyak orang terutama di bidang ekonomi.

Istrinya juga pengusaha kaya raya, memiliki pabrik yang nama produknya hampir semua orang tau. Terutama kalangan kelas menengah.
Tom merasa hidupnya sangat berkecukupan. Dia tak kekurangan rezeki bahkan berlebih.

Menurutnya melalui politik, distribusi keadilan sosial bisa dibenahi. Dia tak terjun kepolitik untuk memperkaya diri.

Dia terjun kepolitik sebagai jalan untuk berjuang mengedapankan pemerataan ekonomi.

Oleh sebab fokus Tom pada saat pilpres adalah mengedepankan penjagaan terhadap kelas menengah bawah yang rentan, untuk bisa tumbuh bukan malah jatuh miskin.

BACA JUGA :  Bu Megawati PDI-P akan Buat Kejutan Besar untuk Anies Baswedan

Dia menemukan teman yang seide, dia menemukan orang yang memiliki gagasan yang sama. Yakni; Distribusi Keadilan.

Selama Anies Gubernur di Jakarta, gagasan-gagasan itu terimpementasi.

Dalam 5 tahun Jakarta memiliki ratusan ruang ketiga. (Ada banyak hal bisa dijelaskan soal itu).

Tom tak salah memilih teman, Tom tak salah menjadi orang yang setia pada idealismenya.

Kesalahan Tom hanya satu: Dia percaya kepada kejujuran. Dalam hal demikian Tom salah.

Karena telah bertahun-tahun di negeri ini KEJUJURAN MENGALAMI GENOSIDA.

Komentar