Oleh: Isa Ansori
(Kolumnis, Tinggal di Surabaya)
KUNJUNGAN Anies ke beberapa negara Eropa, di antaranya Inggris mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Anies banyak diundang untuk melaksanakan diskusi oleh beberapa kampus di Inggris untuk menyampaikan berbagai hal yang dia lakukan selama memimpin Jakarta. Anies seolah menjadi literatur baru pemimpin yang konsisten memenuhi janji-janji politiknya.
Nampak sekali aura Anies sebagai seorang pemimpin yang cerdas dan mampu membawa perubahan.
Dalam beberapa diskusi yang dia lakukan di beberapa tempat, salah satunya di Oxford University, Anies berbicara tentang transformasi mobilitas di Jakarta. Anies mampu menjelaskan dengan baik dan komperehensif.
Selain itu dalam rangka mencapai zero emission tahun 2050, Anies mengundang Walikota London untuk melakukan investasi di Jakarta.
Diskusi yang berlangsung hangat dan setara ini tentu tidak akan bisa dilakukan oleh orang yang posisinya tidak setara apalagi subordinat. Dibutuhkan kemampuan komunikasi serta memahami bahasa dan budaya lawan bicara.
Kemampuan berkomunikasi serta kemampuan memahami bahasa dan budaya lawan bicara itulah modal Anies mampu meyakinkan lawan bicaranya. Terlebih lagi konsep tentang apa yang akan dibicarakan, Anies sangat memahami dan menguasai. Hal inilah yang menjadikan Anies sebagai pemimpin yang disegani sekaligus akan menempatkan Indonesia menjadi bangsa yang diperhitungkan.
Anies benar-benar pemimpin yang visioner. Hal itu terlihat bagaimana dia membangun Jakarta, segala sesuatunya detail dipikirkan sehingga berdampak yang komprehensif bagi kepentingan jangka panjang Jakarta.
Hal itu terlihat ketika Anies merancang pembangunan JIS dan Transportasi.
Dalam hal transportasi ia mulai mengurai kebutuhan transportasi yang paling lama, kebutuhan para pejalan kaki, lalu dia urai dengan pembangunan trotoar yang memanusiakan. Tentu ini akan menimbulkan kemacetan? Dan ini akan menjadi peluang para pembencinya untuk melakukan bullying dengan membabi buta.
Nampaknya para pembenci Anies “kecele” dan masuk perangkap jawaban Anies, Anies pun membenahi transportasi publik dengan mewujudkan transportasi yang terintegrasi, Anies berkolaborasi dengan pengelola trasnportasi publik yang sebelumnya sudah ada, lalu dibentuklah konsorsium yang membenahi itu “JakLinko “. Sehingga para sopir yang dulu kejar setoran dan membahayakan penumpang, kini bisa dengan tenang melayani transportasi publik, masyarakat pun bahagia, karena mendapatkan layanan transportasi yang aman dan tepat waktu.
Konsep Anies tentang transportasi berdampak pada pengurangan jumlah pengendara kendaraan pribadi, sehingga terjadi pengurangan jumlah gas emisi yang itu berakibat pada bersihnya udara Jakarta.
Hal yang sama dalam konsep pembangunan terintegrasi, Anies perlihatkan dalam pembangunan JIS. Selain sebagai ruang terbuka dan ruang sosial untuk membangun kesetaraan antar warga Jakarta, Anies juga memikirkan kebutuhan ibadah para pengunjungnya.
Anies mengilustrasikan penonton pertandingan bola yang diadakan di JIS biasanya diadakan sekitar jam 19.00. Dengan kapasitas jumlah penonton 82.000 anggap saja 50 persennya beragama Islam dan menjalankan sholat Magrib, berapa luas masjid harus dibangun? Tentu membangun Masjid bukan perkara yang sulit, tapi untuk menampung jamaah sebanyak itu dibutuhkan beberapa waktu untuk menampungnya. Akan terjadi penumpukan antrian jamaah sholat Magrib.
Untuk mengatasi itu, Anies menyarankan bahwa seluruh area jalan menuju stadion yang bisa dilalui dengan jalan kaki dijadikan tempat sholat. Dari situ mulailah Anies membangun shaf-shaf sholat. Sehingga siapapun bila berkebutuhan untuk sholat saat menonton pertandingan bola di JIS, maka tak perlu lagi risau mencari tempat sholat, apalagi juga sudah disediakan 99 titik tempat berwudhu.
Dalam hal transportasi, Anies juga hanya menyediakan lahan parkir yang tidak terlalu mencukupi untuk jumlah 82.000 penonton, hal itu memang disengaja, agar mengurangi kendaraa pribadi yang digunakan untuk menonton. Solusi yang disediakan Anies adalah menyediakan transportasi terintegrasi dan murah.
Rakyat Jakarta benar-benar dimanjakan dengan fasilitas hasil kebijakan Pemprov yang manusiawi. Sehingga tak salah kalau Kota Jakarta mendapatkan berbagai macam penghargaan berkaitan dengan lingkungan, transportasi dan kerukunan antar ummat beragama dan antar budaya.
Kemampuan Anies berkomunikasi dan memahami lawan bicara juga ketika Anies diberikan kesempatan berbicara dalam forum dunia dialog C40 Cities yang dilakukan secara daring.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya diberi waktu dua menit untuk menyampaikan berbagai usulannya.
Siapa sangka, dalam waktu dua menit itu Anies Baswedan justru mampu memengaruhi Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres.
Pada kesempatan itu, Anies Baswedan mengeluarkan ide-ide seputar keterlibatan PBB bersama kota-kota di dunia untuk memperbaiki iklim.
Di sela diskusi, Antonio Guterres menginterupsi dan menanggapi usulan Anies Baswedan dengan memberi dukungan penuh.
Hanya dua menit Sekjen PBB pun terpengaruh. Moderator memberi Anies waktu untuk bicara selama 2 menit, lalu Gubernur DKI bicara tentang keterlibatan PBB bersama kota-kota di dunia memperbaiki iklim. Selesai Anies Bicara Sekjen PBB Antonio Gueteeres menginterupsi memberikan dukungan penuh pada gagasan Anies Baswedan.
Anies memang pemimpin masa depan yang dibutuhkan Indonesia untuk mengembalikan kewibawaan bangsa ini di antara bangsa-bangsa di dunia, sebagaimana yang terjadi ketika Soekarno menjadikan Indonesia sebagai pecaturan penting di antara bangsa bangsa didunia.
Surabaya, 15 Mei 2022
Komentar