HARI ini adalah hari spesial bagi seorang Gubernur, hari kelahiran seorang anak yang mendapat pendidikan luar biasa tentang moral. Lalu moral itu menjadi ihheren dalam dirinya dalam setiap langkahnya.
Menjadi Gubernur adalah jabatan politis, dengan jabatan itu seseorang bisa terbawa arus menjadi bukan dirinya lagi bahkan kehilangan jati diri berubah hanya menjadi politisi belaka.
Melakukan berbagai kebijakan dengan pandangan politis. Segala sesuatu harus berkait dgn kepentingan diri dan kelompoknya. Atau sebaliknya dengan standar moral yang tinggi tanpa memperdulikan kebijakan itu merugikan karirnya merugikan kelompoknya secara politis tapi menguntungkan banyak orang (berpihak pada masyarakat.)
Mengutamakan janji – janji yang harus dilunasi ketimbang memperkaya diri sendiri.
Sudah terlalu banyak contoh para aktifis yang melengking ketika di luar kekuasaan, lalu sunyi senyap bahkan menjadi oportunis ketika kekuasaan mengkoptasi dirinya dgn segenggam jabatan.
Saya teringat pertarungan kontestasi pemilu (Pilkada DKI.). Fitnah dan provokasi disebar dengan masif, tiada hari tanpa fitnah. Tiada hari tanpa menodai harkat dan martabat lawan dalam berkompetisi.
Mencemari nama baik bukan saja individu calon tapi juga nama keluarga, (Fam) Baswedan dijadikan bahan olokan tak peduli nama itu adalah nama orang yang membawa surat pernyataan pergakuan kemerdekaan dari pemerintah Mesir terhadap negeri yang baru berdiri.
Dia bertarung dengan nyawanya demi sebuah cita-cita bangsa. Dan mereka para lawan politik yang tak pernah peduli soal etika mengabaikan sikap respek terhadap orang yang telah almarhum bahkan telah mengorbankan jiwa raganya untuk bangsa ini.
Tetiba dalam sebuah rapat, info tentang aib dari kontestan lain kami dapatkan yang tentu saja akan menjadi bahan menarik untuk disebarkan. Terlebih disaat pertarungan sudah demikian memanas sebagai balasan telak bagi mereka para tukang fitnah.
Lalu dengan lugas calon Gubernur di masa itu mengatakan: “Jangan Lakukan Itu. Apapun yang terjadi etika dan moral tetap harus menjadi acuan. Jadikan pertarungan ini sebagai festival gagasan, jangan mengumbar aib orang lain karena kita tak sama dengan mereka”.
Sampai hari ini etika itu tetap menjadi batas. Sampai hari ini keadilan sosial masih tergemgam erat menjadi dasar setiap kebijakan.
Selamat Ulang Tahun Pak Gubernur. Tetaplah menjadi Anies yang saya kenal, Anies yang bukan memimpin hanya sekedar sebagai politisi tapi Anies yang memimpin dengan sikap negarawan.
Yang menjadikan amanat konstitusi adalah cermin dari setiap kebijakan.
Semoga Allah merahmati kita semua.
Komentar