TILIK.ID — Aktivis Sosial Geisz Chalifah punya testimoni menarik terhadap Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia dulu konstituen kultural PPP, namun mengaku sudah talak satu. Jika elite-nya mau berubah maka diapun bersedia rujuk lagi.
“Saya adalah konstituen kultural PPP yang sudah memberi talak satu kepada PPP. Namun masih bisa rujuk bila ada perubahan serius dari fungsionarisnya,” kata Geisz, Selasa (19/4/2022).
Geisz menyampaikan itu dalam siaran tertulisnya yang diterima TILIK.id hari ini.
Geisz tak lupa memberi saran apa yang harusnya dilakukan PPP untuk mengembalikan kejayaan PPP di Jakarta.
“Setiap pemilu Almarhum Ibu saya tak bertanya partai apa yang layak dipilih, tapi hanya bertanya Kabah (PPP) Nomor berapa?,” kata Geisz.
Menurut Geisz, PPP pernah menjadi partai yang paling diminati di Jakarta. Banyak warga meyakini bahwa PPP adalah bukan cuma partai yang layak dipilih tapi juga terkesan merasa sebagai pemilik partai Kabah.(PPP).
“Orang Betawi lebih familiar menyebutnya dengan partai kabah dibanding PPP,” tambah Geisz.
Geisz menceritakan, generasi Almarhumah ibunya berganti generasi, namun PPP tak merawat konstituen yang lebih muda. Peralihan generasi tak diamati secara serius. Mereka asik sendiri bermain – main dengan kekuasaan dan menjadi sangat pragmatis.
“Secara kultural, saya adalah warga PPP, banyak warga Jakarta lainnya seperti saya. Namun akibat ulah ketua umum lalu kecewa,” ujar loyalis Anies Baswedan ini.
Dikatakan, ketua umum dan fungsionarisnya seperti tidak paham faham sosiologis konstituennya. Atau terlalu arogan yang kemudian ditinggal oleh basis kulturalnya.
“PPP mengalami kemerostan fatal terlebih di Jakarta, bahkan anggota DPRD hanya satu org yang terpilih,” ungkap Geisz.
Karena itu, Produser Jakarta Melayu Festival (JMF) ini menyarankan kepada DPW PPP DKI, yaitu pertama, meminta maaf secara terbuka pada konstituen atas apa yang terjadi dimasa kemarin-kemarin.
Kedua, basis kultural PPP di Jakarta adalah Tenabang, Jatinegara, Kebayoran lama dll di mana PPP DKI pasti punya datanya. Lakukan pendekatan secara langsung kalau perlu dari rumah kerumah.
“Ketiga, kembalikan rasa kepemilikan kontituen pada partai PPP, dalam waktu dua tahun ini maka di tahun 2024 PPP Insya Allah kembali berjaya di Jakarta,” katanya. (lmg)
Komentar