Mahasiswa akan Kembali Turun ke Jalan 11 April Mendatang

TILIK.ID — Gerakan mahasiswa menolak penundaan pemilu maupun jabatan presiden tiga periode akan berlanjut pada 11 April mendatang. Sebelumnya, seribuaan mahasiwa turun ke jalan dan Istana Negara pada 1 April 2022.

Rencana aksi susulan itu diumumkan melalui media sosial mengajak mahasiswa lainnya ikut bergerak. Mereka tetap pada asprasinya menolak penundaan Pemilu 2024 dan masa jabatan presiden tiga periode.

Aksi penolakan mahasiswa dan masyarakat atas wacana penundaan pemilu dan memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi terus meluas.

Demonstrasi pada 1 April lalu seribuan mahasiswa BEM UI, Trisakti dan lainnya menggelar aksi di Jakarta untuk menolak penundaan Pemilu dan tiga peridde jabatan presiden. Mereka berusaha melakukan aksi di depan Istana Negara.

Mahasiswa menegaskan akan segera kembali melakukan aksi unjukrasa dengan jumlah lebih besar jika upaya perpanjangan masa jabatan Jokowi sebagai Presiden terus dilakukan.

Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia (FAM UI) meminta agar wacana penundaan pemilu dan memperpanjang masa jabatan Presiden dihentikan.

FAM UI menilai, isu 3 periode jabatan Presiden maupun penundaan pemilu dengan memperpanjang masa jabatan Presiden tiga tahun hanyalah cara mempertahankan kekuasaan eksekutif semata.

BACA JUGA :  MER-C Kecam Keras Aksi Pembakaran Al Qur’an oleh Paludan di Swedia

“Keduanya sama-sama berbahaya,” tegas FAM UI dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (1/4/2022).

Tiga periode masa jabatan Presiden maka akan memberikan ruang bagi rezim yang telah berkuasa selama 10 tahun, mendapat waktu tambahan lima tahun untuk kembali mengusasi hajat hidup rakyat banyak.

“Kekuasaan yang telah dibuka ruangnya (3 periode) bukan tidak mungkin akan diperpanjang kembali dengan melakukan amandemen,” tekan FAM UI.

Sementara itu, penundaan pemilu dengan melakukan amandemen pasal 7 UUD 45 juga tak kalah bahayanya. Sebab, menurut FAM UI, jika hal itu terjadi maka bisa menjadi landasan bagi pemimpin-pemimpin lainnya untuk menunda pelaksanaan pemilu dengan alasan kondisi darurat seperti pandemi, krisis ekonomi dan perang.

“Hal ini lebih mudah karena tidak melalui pemilu sama sekali,” ungkap FAM UI.

Oleh sebab itu, FAM UI meminta agar pemerintah fokus saja mengendalikan harga minyak dan bahan pokok lainnya, serta menjamin ketersediaan stok demi kesejahteraan rakyat.

“Lebih baik, pemerintah harus menghukum mafia yang bemain dibalik kisruh minyak goreng dan kenaikan harga pangan lainnya yang telah menyusahkan rakyat,” pungkas FAM UI. (bes)

BACA JUGA :  Adu Kuat HRS vs Jokowi, Dua Jenderal Dicopot

Simak video demo mahasiswa ke Istana Negara pada 1 April 2022:

Komentar