Bangkit Melawan Menangkan Anies Baswedan


Oleh: Isa Ansori
(Kolumnis)

REFORMASI mengamanatkan kepada kita semua bahwa kedepan Indonesia harus menjadi negera yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Karena akibat KKN inilah bangsa Indonesia mengalami keterpurukan selama pemerintahan dijalankan oleh rezim Orde Baru.

Paska Reformasi yang sudah 22 tahun ini, apa yang menjadi cita-cita reformasi semakin pudar dan bahkan semakin berbanding terbalik, reformasi dipermalukan, jasad para pejuang reformasi yang meninggal atau yang belum ditemukan dihinakan. Sisa-sisa orde Baru bersama Komunis Gaya Baru menjadi penumpang gelap reformasi. Mereka berkolaborasi menjadi pengkhianat dan menggarong reformasi.

Lebih aneh lagi aktivis, intelektual dan partai politik yang lahir dari rahim reformasi menjadi pelacur dan penjilat di kaki oligarki. Lengkap sudahlah keterpurukan reformasi.

KKN tidak lagi malu-malu. Anak dan kerabat pejabat berlomba memanfaatkan fasilitas untuk mengeruk keuntungan pribadi dan kelompok. Tak ada lagi malu yang disematkan. Semua berjalan seolah menjadi kewajaran.

Keadilan…. Ah jangan bicara tentang keadilan, apalagi kedamaian. Semua bisa diatur dengan uang. Keadilan hanya milik para oligarki, rakyat dibuat sekarat dan melarat.

BACA JUGA :  Twist Again

Kedamaian hanyalah ilusi dari mereka yang tak punya harapan. Bagaimana bisa damai kalau keadilan saja tidak didapatkan. Mereka yang berada dilingkaran oligarki inilah yang merasakan kenyamanan.

Aparat yang semestinya menjadi garda depan menjaga negara, tak lagi ada. Mereka sibuk mengabdi kepada penguasa, karena iming-iming jabatan dan jaminan oligarki.

Lalu akankah dibiarkan negeri ini semakin terpuruk ditangan rezim yang tak lagi punya moral dan etika bernegara. Tentu tidak.

Kita masih punya mahasiswa yang idealis, kita masih punya aktivis yang kritis, dan kita masih memiliki intelektual yang tak takut dicekal dan kita juga masih memiliki barisan kaum buruh yang mencintai negeri. Masih banyak manusia merdeka yang mencintai negeri ini.

Menjelang derasnya gelombang reformasi 1998, kita punya tokoh-tokoh yang cinta negeri yang kemudian menjadi lokomotif reformasi.

Saat ini ketika bangsa sudah mengalami pembelahan, keterpurukan, keadilan menjadi barang langkah, kedamaian menjadi sesuatu yang mahal, di Jakarta masih kita dengar ada kelompok intelektual, aktivis dan kaum buruh yang masih berdiri tegak merdeka, melawan kecongkaan rezim yang semakin bar-bar dan tak terkendali. Dan di Jakarta pula kita mendapatkan sosok pemimpin harapan yang akan bersama menyelamatkan Indonesia melawan kerakusan pejabat dan penguasa yang berselingkuh dengan oligarki. Dia adalah Gubernur Jakarta, Anies Baswedan. Sosok yang ditakuti rezim rakus dan oligarki.

BACA JUGA :  Anies, Amien Rais, dan Partai Ummat

Anies berdiri tegak bersama rakyat melawan kerakusan oligarki dan penguasa jahat. Anies adalah harapan, dipundak Anies masa depan Indonesia disemayamkan.

Apa yang bisa diharapkan dari rezim yang mengangkangi reformasi ini, rakyat dibuat melarat, rakyat dibuat sekarat, ironi di sebuah negeri penghasil sawit, lalu minyak goreng langkah. Ironi disebuah negeri yang banyak memproduksi kedelai, tempe menjadi barang langka dan masih banyak ironi-ironi negeri yang memalukan. Entah apakah mereka masih punya malu.

Konstitusi yang sudah membatasi kekuasan saja, tak malu diporak porandakan atas nama Demokrasi, padahal Demokrasi itu sendiri yang melarang. Ah mereka semakin bejat mengumbar syahwat. Kedaulatan rakyat pun diembat.

Mari bersatu kawan untuk melawan, tak ada lagi pilihan kecuali hanya satu kata…. LAWAN! Menangkan Anies Baswedan untuk Indonesia berkeadilan.

Surabaya, 13 Maret 2022

Komentar