TILIK.ID — Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengkritisi perilaku protokol kesehatan di masyarakat yang mulai kendor dan pelaksanaan kebijakan yang kini mulai tak dijalankan.
Ia mengingatkan kesembronoan ini bisa saja membawa pada malapetaka seperti yang dilakukan oleh masyarakat Eropa sebelumnya dan kini kasus Covid-19 kembali meledak di sana.
Prof Tjandra Yoga Aditama merasakan sendiri tak adanya jaga jarak dalam antrean masuk pesawat, atau formalitas check in PeduliLindungi saat masuk ke pusat perbelanjaan.
Dia menilai, landainya kasus Covid-19 di Indonesia lebih dari sebulan terakhir membuat banyak masyarakat yang sejenak melupakan protokol kesehatan, bosan dan sumpek memakai masker lalu dilepasnya karena merasa sudah aman.
Bahkan, kebijakan sistem pelacakan digital melalui Peduli Lindungi yang mengharuskan setiap orang melakukan check in setiap ke tempat publik kini banyak dilonggarkan.
Dia mengatakan, bahwa dirinya bersama tiga orang anggota keluarga lainnya berkunjung ke pusat perbelanjaan, namun kewajiban melakukan pemindaian QR Code di aplikasi PeduliLindungi hanya pada satu orang.
Karena itu, Prof Tjandra mengingatkan, meski kasus Covid-19 di Indonesia telah melandai selama sebulan lebih ini, namun pengetatan protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
Hal itu mutlak dilakukan untuk menghalau gelombang ketiga yang mulai terjadi di sejumlah negara Eropa.
Dikabarkan beberapa negara Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Austria mencatatkan rekor kasus harian baru. Belasan hingga puluhan ribu kasus baru terjadi di sejumlah negara Eropa, bahkan Rusia mencatat kenaikan kasus mencapai 36 ribu lebih per harinya.
Padahal, negara-negara maju seperti Eropa merupakan termasuk penduduk dunia yang paling dulu mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan merasakan landainya kasus Covid-19 beberapa bulan terakhir.
Bahkan di Inggris kebijakan wajib memakai masker di tempat umum dan menjaga jarak sempat dicabut. Namun kini berbagai negara Eropa kembali mengalami kenaikan kasus yang membuat fasilitas kesehatan mulai kewalahan menangani pasien.
Beberapa negara Uni Eropa mencoba kembali memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 dr Raisa Broto Asmoro juga mengingatkan masyarakat untuk tidak abai pada protokol kesehatan mengingat sejumlah pembatasan telah dilonggarkan pemerintah.
Kendati kini sudah banyak orang yang bekerja di kantor, siswa-siswi mulai belajar tatap muka di sekolah, dan pusat perbelanjaan dan pariwisata kembali ramai, protokol kesehatan harus turut mengiringi.
“Karena kita harus belajar dari negara-negara terutama di Eropa, sempat terjadi kasus luar biasa kembali hingga saat ini, karena sempat kendor dan lengah pada protokol kesehatan di sana,” kata dr Raisa, Senin (22/11/2021). (lbd)
Komentar