TILIK.ID — Penguasaan wilayah dan pengambil alihan kepemimpinan oleh Taliban di Afghanistan turut menjadi perhatian MER-C. Sebagai organisasi kemanusiaan yang memiliki pengalaman melakukan misi kemanusiaan di Afghanistan 2001-2002, MER-C punya rencana di sana.
Ketua Presidium MER-C Dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, MER-C sudah pernah berbuat di Aghanistan sehingga ke depan ada rencana kembali melakuksn misi kemanusiaan di sana.
“Kami perlu memberikan keterangan pers karena MER-C mempunyai pengalaman bekerja di Afghanistan dalam aktivitas kemanusiaan pada tahun 2001 dan 2002,” kata Sarbini.
Oleh sebab itu, lanjut Sarbini, MER-C akan memberikan beberapa hal penting. Ini adalah masukan untuk kita semua dan kita harapkan Afghanistan lebih bagus, lebih stabil dan lebih berwajah kemanusiaan.
Sarbini yang pernah bertugas sebagai relawan medis MER-C untuk Afghanistan membahas mengenai stigma yang dilabelkan pada Taliban yang terkesan kurang baik dan menjelaskan pendapatnya mengenai Taliban.
“Perlu diketahui bahwa dunia internasional atau sebagian dari Indonesia melabelkan Taliban dengan stigma yang kurang baik, kurang bagus, dan ada beberapa hal yang menurut pandangan kami Taliban sendiri harus memperhatikan masukan atau kritikan dari dunia internasional atau beberapa pihak,” katanya.
Yang pertama adalah dunia internasional mengkhawatirkan terjadinya diskriminasi terutama pada etnis minoritas, kemudian terjadi penekanan terhadap kebebasan sipil, kebebasan wanita dan demokratisasi. Ini yang dikhawatirkan oleh pihak-pihak internasional.
Menurutnya, kekhawatiran ini karena ada trauma sejarah yang dialami sekitar tahun 2000-an dimana ketika Afghanistan dikuasai oleh Taliban terjadi kekerasan. Ini yang menjadi trauma sampai dengan hari ini.
Lebih lanjut Sarbini menyampaikan bahwa kita harus memberikan kesempatan kepada Taliban dan menjauhkan framing yang buruk tentang Taliban.
“Kita harus memberikan kesempatan kepada Taliban untuk membentuk pemerintahannya dan kita menjauhkan framing yang seakan-akan Taliban sama seperti yang pernah mereka lakukan pada tahun 2000,” ungkapnya.
Sarbini mengharapkan adanya pemerintahan yang inklusif dan juga menyebutkan bahwa Taliban mesti belajar dari Indonesia karena Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam melakukan manajemen konflik sehingga menurutnya Indonesia bisa bekerja sama dengan Taliban.
“Oleh sebab itu, kita mengharapkan adanya pemerintah yang inklusif dimana Taliban harus melibatkan semua pihak, semua tokoh, dan semua etnis. Sehingga kita harapkan ada stabilitas politik di Afghanistan, ada stabilitas ekonomi di Afghanistan sehingga berjalan pemerintah yang efektif,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Dr Sarbini Abdul Murad, Taliban mesti belajar dari Indonesia. Kita ketahui bahwa Indonesia punya pengalaman yang cukup dalam melakukan manajemen konflik.
“Oleh sebab itu, saya pikir pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan Taliban untuk mengirimkan tim asistensi diplomat-diplomat kita yang hebat untuk memberikan masukkan kepada Taliban sehingga nanti mereka dalam mengelola negara atau mendirikan pemerintahan akan melibatkan semua pihak dan pemerintahan akan dijalankan lebih efektif,” ujarnya.
Sarbini juga menjelaskan mengenai keikutsertaan dan rencana MER-C ke depan sebagai organisasi kemanusiaan yang pernah bekerja di Afghanistan dalam membantu Afghanistan apabila pemerintahan telah terbentuk dan berjalan secara efektif.
“Selanjutkan MER-C sebagai organisasi kemanusiaan yang pernah bekerja di Afghanistan dan pernah diminta oleh pihak Afghanistan terutama pihak departemen kesehatan untuk mendirikan rumah sakit di Afghanistan, maka apabila pemerintahan telah terbentuk dan efektif, insya Allah MER-C akan membantu Afghanistan di bidang kesehatan, apakah itu ambulans, klinik atau rumah sakit. Insya Allah ini menjadi perhatian MER-C ke depan,” tambahnya. (bes)
Komentar